28

1K 106 28
                                    

🌷 HAPPY READING 🌷

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT

***

"SAYANG?!"

Samuel mengedarkan pandangannya. Semua orang menatap dirinya. Dia tersenyum kikuk, sepertinya tadi dia keceplosan.

"Apa Anda memiliki hubungan khusus dengan Noe, Pak Samuel?" tanya Pak Joko.

Samuel menatap Viana. Seakan mengerti arti dari tatapan Samuel padanya, Viana pun mengangguk.

Samuel membuang napas kasar. "Baiklah, saya akan jujur. Dan mungkin kejujuran saya akan membuat semua orang yang ada di sini kaget. Terutama ... untuk Noe," ucap Samuel sambil menoleh pada Noe.

Entah kenapa, tapi Noe merasa akan terjadi sesuatu. Kejujuran seperti apa yang akan Samuel ucapkan? Lalu, kenapa membuat semua orang akan kaget, terutama dirinya.

Samuel menggenggam tangan Noe dengan lembut. Hal itu membuat Noe langsung menatap cowok jangkung itu. "Saya, Samuel Varenaldy sudah dijodohkan dengan Noelia Arrofanya sejak kami masih kecil."

"APA?!"

Semua orang di dalam ruangan itu syok mendengar pengakuan dari Samuel. Kecuali Rendra dan Viana. Sedangkan putri mereka, Noe mengerjabkan matanya, diam menatap Samuel. Dia tidak tau harus berekspresi seperti apa. Yang pasti, ucapan Samuel hampir membuatnya kena serangan jantung.

"Gue sama Pak Samuel dijodohin? Kenapa Mama dan Papa nggak pernah cerita sama gue?" Noe menatap kedua orang tuanya, terutama Papanya.

"Soal hubungan saya dan Helena, itu sudah berakhir setahun yang lalu. Jadi, saya tidak punya hubungan apa-apa dengannya," ucap Samuel. "Tidak ada kesalahpahaman kan, antara saya dan Noe? Semua sudah jelas. Dia berhak untuk pergi ke apartemen saya sesuka dia. Soal berita di website sekolah, itu semua bohong. Noe tidak menggoda saya, kami hanya dinner saja."

Semua orang masih diam. Sepertinya mereka masih kaget dengan penuturan Samuel tadi.

Salah satu wanita yang merupakan orang dari siswi yang menjadi korban Noe berdehem. "Lalu, bagaimana dengan anak-anak kami yang sudah dihajar dengan dia?"

"Kami tidak terima, jika anak kami tidak mendapatkan keadilan di sini!"

"Anak itu harus mendapatkan hukuman!"

"Jika dia tidak mendapatkan hukuman yang setimpal dengan perbuatannya, kami akan membawa kasus ini ke meja pengadilan."

Para orang tua murid mulai memberontak, meminta agar Noe mendapatkan hukuman.

"Setidaknya, anak itu harus dikeluarkan dari sekolah," ucap Rini tersenyum miring.

"Ck! Padahal ini gara-gara mereka ngatain gue jalang, pelakor," gumam Noe menatap datar kelima siswi yang sedang berpura-pura menangis. Noe tau, apa yang dia lakukan pada kelima adik kelasnya sudah keterlaluan. Tapi, Noe sudah sangat tersulut emosi. Dia tidak bisa mengendalikan dirinya sendiri.

Samuel mengepalkan tangannya, dia dapat mendengar Noe bergumam.

"Jadi kalian ngatain anak saya, jalang!!" Viana emosi, dia juga mendengar Noe bergumam tadi. Viana langsung menghampiri kelima siswi yang sedari tadi duduk di sofa. Dia akan menghabisi kelima siswi itu.

"Heh! Ngapain lo dekatin anak gue!" Rini mendorong dada Viana.

Viana mundur selangkah. Namun dia tetap maju. "Minggir! Sebelum gue cakar muka lo sampai nggak berbentuk manusia!!" bentak Viana.

Just Kidding Sir (END)Dove le storie prendono vita. Scoprilo ora