31

955 104 38
                                    

🌷 HAPPY READING 🌷

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT

***

"Pak Samuel?!" Noe kaget, ternyata orang yang membekap mulutnya adalah Samuel.

"Ssstt ..." Samuel meletakkan jari telunjuknya di bibirnya. Samuel memicingkan matanya sambil melihat ke depan. Cowok yang sedang mengejar Noe tidak asing baginya.

"Kok Rafael bisa ngejar lo, sih?"

"Pak Samuel kenal Rafael?"

"Dia adik Helena."

Noe terdiam. "What?! Jadi, Rafael itu adiknya Bu Helena? Pantas aja dia di rumahnya Bu Helena. Bu Helena mantannya Pak Samuel, dan Rafael mantan gue. Anjirlah kisah percintaan ini."

"Hei ..." Samuel melambaikan tangan ke wajah Noe. "Jawab pertanyaan gue, kenapa Rafael bisa ngejar lo?"

"Em ... itu ..." Noe tersenyum lebar. "Rafael mantan pertama saya, pak."

Samuel menatap Noe dengan tatapan sulit diartikan. "Lo ... punya berapa mantan, sih?"

"Empat puluh sembilan."

"APA?!" teriak Samuel.

Noe cepat-cepat membekap mulut Samuel. "Ish, kenapa Pak Samuel teriak-teriak, sih? Kita kan, lagi sembunyi. Kalau ketahuan Rafael gimana?"

Samuel menurunkan tangan Noe yang menutup mulutnya. "Gimana gue nggak kaget, kalau tau calon istri gue punya banyak mantan?"

Samuel memijat pelipisnya. Dia hampir syok mengetahui kalau gadis yang akan menjadi istrinya memiliki banyak mantan.

"Ternyata calon istri gue seorang playgirl."

Samuel menoleh pada Noe. Gadis itu tiba-tiba saja memeluk lengannya sambil menatapnya dengan wajah ketakutan.

"Kenapa, hm?"

"Rafael menuju ke arah kita pak," lirih Noe.

Samuel melihat ke depan, dan benar saja, Rafael berjalan menuju ke arah mereka. Samuel menoleh pada Noe.

"Gue punya rencana."

"Serius? Apaan, tuh?"

"Tapi lo nggak boleh memberontak," ucap Samuel.

Noe memicingkan matanya, menatap Samuel. "Rencana Pak Samuel nggak aneh, 'kan?"

"Pokoknya ikutin aja, apa yang gue lakuin Noe."

Noe terpaksa mengangguk. "Okeh."

Samuel menarik tangan Noe.

"Kemana?"

"Ke pohon di belakang kita." Samuel menunjuk pohon besar di belakang Noe dan dirinya. Noe pun mengangguk, dan mengikuti Samuel.

"Berdiri di sini," ucap Samuel sambil membuka jaketnya.

"Ngapain saya berdiri di sini pak? Kayak kadal aja, nempel di batang pohon," ujar Noe.

"Lo emang kadal. Kadal betina." Samuel menutup kepalanya dan Noe dengan jaketnya.

"E-eh, Pak Samuel mau ngapain, sih?" tanya Noe yang risih, karena tubuhnya dan Samuel sangat dekat. Ditambah, Samuel mengurungnya dengan kedua tangannya yang berada di sisi kanan dan kiri tubuhnya.

"Ini rencana gue. Dan lebih baik lo diam aja. Gue nggak bakal macam-macam kok."

"Nggak macam-macam gimana? Ini kode buat macam-macam tau."

Just Kidding Sir (END)Where stories live. Discover now