24

1K 101 30
                                    

🌷 HAPPY READING 🌷

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT

***

"Mau kemana lo?" Jeva memperhatikan sepupunya yang sedang berdiri di depan cermin. Sweater berwarna hitam dan celana  jogger hitam. Jelas sekali, jika Samuel akan pergi. Tapi, kemana?

Samuel menoleh pada Jeva, namun tidak menjawab pertanyaannya. Dia menunduk, dan mengambil sepatu sneakers berwarna putih yang dia letakkan di dekat nakas tadi.

"Gaya lo ... kayak pencuri anak-anak. Serba hitam. Untung muka lo nggak hitam. Kalau hitam, bisa dikira Buto Ijo lo." Jeva terkekeh.

"Buto Ijo bukannya warna hijau?"

"Itu Hulk."

Samuel mendengus, lalu memakai ranselnya.

"Eh, serius. Lo mau kemana?"

Samuel melewati Jeva, sambil berkata, "Ke rumah camer."

"Camer?" Jeva membalikkan badannya, menatap punggung belakang Samuel yang melangkah menuju tangga.

"Jangan pura-pura nggak tau maksud gue," jawab Samuel. Cowok itu menoleh ke belakang. "Berhenti dekatin Noe. Dia, milik gue sekarang."

Jeva tertawa terbahak-bahak. "Milik lo? Emang lo sama dia udah nikah, ngomong kayak gitu?" Jeva geleng-geleng kepala. "Pacaran aja enggak."

Cowok jangkung itu berjalan menuju kamarnya. "Oh iya Kak Samuel, gue nggak bakal berhenti dekatin Noe. Walau dia dijodohin sama lo, tapi selama kalian nggak punya ikatan resmi, gue masih bisa nikung." Jeva tersenyum, lalu masuk ke dalam kamarnya.

Samuel tersenyum miring. "Ck, ikatan resmi, ya. Apa gue langsung lamar aja, tuh anak?" gumam Samuel. "Ah ... tapi Om Rendra maunya setelah Noe lulus sarjana." Samuel mendengus, lalu kembali berjalan.

"Noelia Arrofanya, wait for my arrival."



"Assalamualaikum ... Noe pulang!!" ucap Noe masuk ke dalam rumahnya dengan sedikit berteriak.

"Waalaikumsalam," jawab Rendra yang sedang duduk di sofa.

Noe mengerutkan keningnya melihat penampilan Papanya. Langsung saja dia menghampiri pria yang menjadi ladang uangnya itu.

"Papa mau ke mana? Rapi banget." Noe memperhatikan Papanya dari bawah sampai atas.

"Nemanin Mama kamu ke pesta temannya," jawab Rendra malas.

Noe tersenyum. Dia tau alasan Papanya terlihat malas. Itu karena Rendra sangat tidak suka berada di tempat ramai. Bukan karena dia minder. Tidak mungkin seorang Rendra Arrofanya merasa minder, terlebih dengan wajahnya yang sangat tampan. Tapi, dia tidak suka jadi pusat perhatian.

Apalagi ini ke pesta teman istrinya, pasti akan sangat banyak wanita di sana yang akan mendekati dan mencari perhatiannya.

Rendra tidak mau Viana cemburu. Rendra lebih suka Viana cemburu pada putrinya dibandingkan wanita lain.

"Jas Papa bagus banget, pasti Mama yang rancang," ucap Noe.

"Hm. Gitulah sayang."

"Eh, putriku sudah pulang," ucap Viana sambil menuruni tangga.

Rendra dan Noe melongo melihat penampilan Viana. Dress brokat berwarna abu-abu dengan rambut yang disanggul model French twist. Tak lupa dengan aksesoris earrings berupa anting mutiara yang berkilau. Viana terlihat dua puluh tahun lebih muda.

Just Kidding Sir (END)Kde žijí příběhy. Začni objevovat