9

1.4K 184 108
                                    

🌷 HAPPY READING 🌷

***

"Noelia Arrofanya," ucap Samuel sambil membaca list absen.

Semua murid melihat ke bangku samping Dea. Namun, gadis cantik yang biasanya duduk di sana tak ada. Mereka semua saling menoleh, menyatakan keberadaan gadis itu.

"Nggak ada?" tanya Samuel tanpa sedikitpun melihat atau melirik murid-muridnya.

Tidak ada jawaban.

Dea sudah mencoret-coret bukunya, sambil mengucapkan sumpah serapah pada temannya itu. Kenapa batang hidungnya belum muncul juga?

"Hm. Jadi begitu, ya." Samuel bangkit dari duduknya, sambil membawa sebuah buku berjalan menuju pintu kelas.

Di tempat lain, Noe sudah ngos-ngosan. Dia berhenti sejenak, perutnya sedikit sakit karena berlari menaiki tangga dalam kondisi kenyang. Walau dia belum kenyang banget, sih.

Matanya menatap kelasnya yang masih terbuka. Rupanya pintunya belum tertutup. Berarti guru yang mengajar belum membawakan materi. Noe tersenyum tipis, setidaknya dia tidak ketinggalan materi.

"Semoga gue bisa masuk. Aamiin ..." Noe berjalan menuju kelasnya.

"Assalamualaikum!" ucap Noe semangat, sambil tersenyum lebar. Karena matanya tak melihat Samuel ketika mengedarkan pandangan ke dalam kelas. "Kayaknya tuh, guru ke kantor, deh. Hehehe ... kesempatan gue."

"Waalaikumsalam," jawab seorang cowok jangkung berkacamata, yang muncul dari balik pintu kelas.

Noe langsung melotot, ketika melihat Samuel yang berdiri di depannya.

"Njiirr, muncul dari mana nih, guru. Kayak se-" Noe langsung membekap mulutnya sendiri. Ah ... dia keceplosan mengatakan itu.

Samuel memukulkan buku sedikit keras ke kepala Noe.

"Nggak sopan banget kamu," ucap Samuel

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

"Nggak sopan banget kamu," ucap Samuel.

"Maaf pak." Noe menundukkan kepalanya. "Tadi keceplosan. Serius." Gadis itu menaikkan dua jarinya membentuk huruf V.

Noe mendongakkan kepalanya, menatap Samuel dengan mata berkaca-kaca. "Pak, ijinin saya masuk, ya."

Samuel membuang muka. "Kamu habis dari mana?"

"Kantin," jawab Noe jujur.

"Hah? Ke kantin? Apa kamu tidak tau, sekarang sudah jam pelajaran. Ngapain kamu ke kantin?" tanya Samuel sedikit membentak Noe.

"Makanlah. Ya, kali nyari masa depan. Toh, dia ada di depan saya," ucap Noe sambil mesem-mesem.

Dia akan memulai aksinya.

Mata Samuel sedikit melotot. "Hah? Apa kamu bilang?"

"My future is you, Pak Samuel," jawab Noe sambil mengedipkan matanya.

Just Kidding Sir (END)Where stories live. Discover now