26

1K 101 60
                                    

🌷 HAPPY READING 🌷

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT

***

Noe keluar dari mobilnya. Baru saja akan melangkah untuk ke kelasnya, tiba-tiba dia dihadang oleh lima siswi yang dia ketahui itu adalah adik kelasnya. Mereka menggunakan dasi berwarna biru. Di SMA Cakrawala, setiap murid memiliki dasi yang berbeda sesuai kelasnya. Dasi abu-abu untuk kelas 10, dasi biru untuk kelas 11, dan dasi merah untuk kelas 12.

Noe mengerutkan keningnya. Untuk apa adik kelasnya menemuinya pagi-pagi sekali? Jika ingin meminta tanda tangan, apakah tidak bisa kalau jam istirahat saja?

Noe tau dia terkenal. Tapi ... tidak bisakah mereka tidak mengganggunya pagi ini? Hari ini dia piket membersihkan kelas.

"Kalian butuh bantuan?" tanya Noe menatap satu per satu wajah adik kelasnya.

Para siswi di depan Noe, menatapnya dengan tatapan tajam.

"Jauhin Pak Samuel," ucap siswi yang berada di tengah kelima gadis itu.

"Jadi mereka malak gue pagi-pagi bukan minta tanda tangan?" Noe tersenyum tipis. "Pasti yang di tengah ini ketua gengnya."

Noe menatap sengit gadis yang berada di tengah. "Kalau gue nggak mau, lo mau apa?"

"Berani ngelawan ya, lo!"

"Ck! Gue takut sama kalian? Ohohohoooo ... omo omo weni rini. Hahaha ... YA!!" Noe tertawa seperti Jun Ji Hyun.

"Kega odiga special aniya. Kegame hanyura speciarel aniji. Hanyura nooormalji normal. NA JINJA." Noe menggertak diakhir kalimatnya. Melotot pada adik kelasnya. Sebenarnya dia tidak tau arti kalimat yang barusan dia ucapkan. Karena semalam dia melihat Viana menonton drakor, dan Jun Ji Hyun seakan menggertak menggunakan kalimat itu, Noe beranggapan bahwa itu adalah kalimat untuk menggertak lawan.

Kelima gadis itu ketakutan melihat mata Noe yang melotot seperti burung hantu.

"Kalian nggak punya sopan santun banget sama senior. Mau gue laporin ke OSIS?!"

"Heh! Harusnya kita yang ngomong gitu!"

Alis Noe terangkat. "Maksud lo apa?"

"Nggak usah pura-pura nggak tau deh, jalang. Lo udah ngerebut Pak Samuel dari Bu Helena."

"Harusnya lo malu."

"Sadar diri dong. Pak Samuel nggak cocok sama lo."

"Ck! Cantik-cantik tapi lonte."

"Pelakor!"

Tangan Noe mengepal kuat. Rahangnya mengeras dan giginya bergemuruh. Urat-urat di dahinya mulai terlihat.

"Kalian tau. Kalian baru saja bangunin iblis yang lagi rebahan dalam tubuh gue," ucap Noe datar, sambil menatap kelima adik kelasnya dengan horor.

Plak!! Plak!! Plak!! Plak!! Plak!!

Noe menampar satu per satu pipi adik kelasnya. Emosinya belum mereda sampai di situ. Dia menarik kasar rambut dua siswi yang mengatakan dia jalang dan pelakor.

"Aakkhh!!! Aakkhh!!"

"Bakal gue kasih botak kalian, bangsat!" Noe semakin menarik rambut kedua siswi itu dengan kuat.

"Aakhh!!! Ampun kak!! Ampun!!"

"Sakit kak!! Tolong maafin kami!! Tolong lepasin rambut kami kak!!"

Pekikan dua siswi itu terdengar pilu. Noe seakan tuli, dia tidak memperdulikan kedua adik kelasnya yang meminta ampun.

"Hiks ... kak ... lepasin ..."

Just Kidding Sir (END)Where stories live. Discover now