15

1.3K 160 60
                                    

🌷 HAPPY READING 🌷

***

Noe menuruni tangga dengan pelan. Dia terdiam melihat Samuel yang duduk di sofa sambil mengobrol dengan kedua orang tuanya.

"Ah, akhirnya Noe datang," ucap Viana melihat Noe datang menghampiri mereka.

Gaun berwarna ungu sebatas lutut, anting berbentuk bintang yang panjang, kalung dengan liontin bulan purnama yang melekat di lehernya, serta riasan wajah yang tampak natural, membuat seorang Noelia Arrofanya begitu cantik.

Samuel menoleh ke belakang."Beautiful," gumamnya tanpa mengalihkan pandangan dari Noe.

"Beautiful," gumamnya tanpa mengalihkan pandangan dari Noe

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.


"Bapak ngapain masuk?" tanya Noe berbisik. Dia tersenyum kikuk pada kedua orang tuanya. Entah alasan apa yang harus dia buat agar kedua orang tuanya mengijinkan dia pergi bersama gurunya ini.

Samuel tidak menjawab. Dia terdiam, sambil terus menatap Noe.

"Ehekm!" Rendra berdehem keras.

Samuel tersadar dan langsung berdiri. "Kalau begitu, saya sama Noe pergi dulu, Om, Tante," pamit Samuel langsung menarik tangan Noe.

"Eh, eh, saya belum ijin sama mereka," bisik Noe.

"Gue udah urus semuanya," ucap Samuel.

"Nak Samuel." Suara berat Rendra menghentikan langkah Samuel.

Samuel menoleh ke belakang.

"Tolong jaga putriku. Jika dia pulang dalam kondisi tidak baik-baik saja, kamu akan saya jadikan daging cincang," ucap Rendra, menatap Samuel dengan dingin.

Samuel mengangguk, dia tersenyum kikuk pada Rendra. "Ba-baik Om."

Noe terkekeh pelan.

"Apa-apaan sih, kamu!" Viana menginjak kaki Rendra dengan keras.

"Sa-sakit ayang," bisik Rendra.

"Jijik tau!" Viana menarik Rendra menuju kamar. "Udah, kalian senang-senang aja!! Hati-hati di jalan, ya!!" teriak sambil melambaikan tangan.

Samuel meneguk salivanya kasar, saat melihat Rendra yang terus menatapnya dengan tajam.

"Seram juga calon mertua gue."

Samuel menoleh pada Noe yang terdiam sambil menatap genggaman tangannya.

"Yuk, kita pergi." Samuel menarik Noe masuk ke dalam mobilnya.

"Emang kita mau makan di mana, pak?" tanya Noe bingung.

Samuel yang selesai memakai sabuk pengaman, menoleh pada Noe. Dia tersenyum, lalu mendekati gadis itu.

Noe menahan napasnya saat Samuel mendekatkan wajahnya. "Ba-bapak mau ngapain?"

Samuel menggerakkan tangannya ke leher Noe. Ah, tidak. Bukan ke lehernya, tepatnya ke anting Noe yang panjang. Dia menarik rambut Noe yang melilit anting gadis itu.

Just Kidding Sir (END)Where stories live. Discover now