32

971 91 37
                                    

🌷 HAPPY READING 🌷

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT

***

Noe memapah Samuel untuk berjalan menuju mobilnya. Keringat sudah bercucuran dari pelipis gadis itu. Noe mendengus karena tubuh Samuel yang sangat berat. "Njir, nih om-om berat banget. Makan apa sih, dia tiap hari? Daging gajah?"

"Pak, mobilnya di parkir di mana, sih?" Noe memasang wajah kesalnya, mengembungkan pipinya seperti ikan buntal. Sudah hampir setengah jam mereka berjalan, namun benda beroda empat milik Samuel tak juga dilihat oleh bola mata Noe.

Samuel melirik Noe yang terlihat kesal. Dia tersenyum tipis. "Bentar lagi sampai kok Noe."

Noe mendongak, menatap Samuel dengan mata melotot. Dia bilang sebentar lagi sampai? Entah sudah berapa kali cowok itu mengucapkan kalimat yang sama setiap Noe bertanya di mana mobil Samuel.

"Bapak parkir di Gurun Sahara, ya? Saya udah mau pingsan loh, ini. Kaki saya udah mau patah," ujar Noe, mengelap keringat di dahinya. "Luntur deh, make up satu jam gue," gumamnya.

Samuel tertawa kecil. Noe langsung menatapnya.

"Dia ketawain gue?" batin Noe. "Bapak kenapa tertawa? Ada yang lucu?"

"Lo."

"Hah?"

"Lo kalau kesal lucu banget, gue jadi gemes lihatnya."

Shit!

Noe mengalihkan pandangannya dari Samuel. Pipinya terasa panas sekarang. "Love bunch!!"

"Loh, pipi lo kok merah, sih? Lagi sakit, ya?" Samuel menghentikan langkahnya. Dia memegang kedua pundak Noe, menghadapkan tubuh gadis itu pada dirinya. "Sakit apa, hm?"

Samuel tersenyum jahil, menarik dagu Noe untuk menatap wajahnya. "Jawab dong, calon istriku."

Wajah Noe semakin merah. Jantungnya berdetak sangat kencang, dia sampai kesulitan untuk bernapas.

"Pa-pak Sa-Samuel ..."

"Kenapa panggil Pak Samuel, sih. Kenapa nggak sayang aja, kayak waktu itu?" Samuel kesal, dia mendekatkan wajahnya. "Cepatan ngomong 'sayang', telinga gue rindu lo panggil itu."

Noe terdiam, menatap wajah Samuel.

"Cepatan ngomong, atau gue cium lagi," bisik Samuel.

Bugh!

"Akh!" Samuel mundur, memegang perutnya yang dihajar oleh Noe.

"Sengaja banget buat gue blushing!!" teriak Noe. Dadanya kembang-kempis.

Samuel terkekeh. "Maaf-maaf. Habisnya candu, sih."

"Pak Samuel mau saya tendang sampai ke neraka jahanam?!"

"Gue pengennya ke surga bareng lo." Samuel tersenyum, menowel ujung hidung Noe.

"Pak Samuel!!!" Pipi Noe kembali memerah. Samuel tertawa terbahak-bahak.

"Njir! Nih, om-om permainin gue. Nyesal banget nolong dia dari Rafael. Tau gini, biarin aja dia mati."

Noe melotot merasakan tubuhnya terangkat."Eh, Pak Samuel ngapain lagi?!" panik Noe.

"Seperti yang lo lihat. Gue lagi gendong lo." Samuel berjalan sambil menggendong Noe.

"Turunin saya pak," ucap Noe sambil menatap Samuel.

Just Kidding Sir (END)Where stories live. Discover now