33

930 86 20
                                    

🌷 HAPPY READING 🌷

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT

***

Noe memperhatikan Samuel yang sedang tertidur pulas. Setelah lebam di pipinya diobati oleh Zio, cowok itu langsung tertidur. Mungkin karena kelelahan. Apalagi saat sampai di apartemennya, Samuel menggendong Noe lagi. Padahal Noe bersikeras agar Samuel menurunkannya, tapi Samuel tidak memperdulikan Noe.

Walau gadis itu berteriak dalam pelukan Samuel, dan kembali menjadi pusat perhatian.

"Pak! Turunin saya!! Ngapain digendong lagi, sih! Saya bisa jalan kok!!"

"Diam."

"Pokoknya turunin saya pak!!"

"Diam. Biar kita dikira pasangan paling romantis."

Noe terkekeh mengingat kejadian saat mereka sampai di apartemen Samuel.

"Hm. Pasangan paling romantis, ya?" gumam Noe. "Jadi ingat Rafael." Noe menoleh ke jendela.

"Nona Noelia."

Noe sedikit kaget, saat Zio memanggil namanya. Dia menoleh, dan menatap cowok jangkung yang memakai jas itu dengan bingung.

"Iya?"

"Sebaiknya Anda pulang sekarang. Ini sudah malam, Anda harus istirahat," ucap Zio lembut.

Noe melirik Samuel yang masih tertidur. "Lima menit lagi."

"Baiklah Nona." Zio keluar dari kamar Samuel.

Noe kembali menatap Samuel. Tangannya perlahan bergerak untuk menyentuh rambut cowok itu. Dia mengelus rambut Samuel dengan lembut.

Noe tau, seharusnya dia sudah pulang dari tadi. Sekarang juga sudah jam 8 malam. Entah apa yang terjadi, tapi Noe masih ingin berlama-lama disisi Samuel.

Tangan Noe yang sedang mengelus rambut Samuel berhenti. Benar, ini sudah jam 8 malam. Dan dia belum meminta ijin pada Viana.

"Habis sudah riwayat hidup gue ditangan Mama," gumam Noe, yang langsung berdiri.

Baru saja melangkah, Noe berhenti. Dia menatap tangan Samuel yang memegang pergelangan tangannya.

"Jangan pergi Noe," ucap Samuel.

Samuel masih menutup matanya. Noe berpikir bahwa cowok itu sedang bergumam saja.

"Tidur aja kali, pak. Pak Samuel mungkin masih bisa lihat matahari besok," ucap Noe melepaskan genggaman tangan Samuel. "Kalau saya masih diragukan. Soalnya kemarahan Mama, udah kayak T-rex yang lagi ngamuk."

Hendak melangkah lagi, tangan Noe kembali dipegang oleh Samuel.

"Gue bilang jangan pergi." Samuel membuka matanya.

"Pak Samuel mau saya dijadiin sate giling sama Mama?"

"Itu nggak bakal terjadi. Mending lo di sini, elus-elus rambut gue lagi."

"Elus-elus aja sendiri. Pokoknya saya mau pulang!" Noe melepaskan tangan Samuel, namun susah karena cowok itu mempererat genggamannya di tangan Noe.

"Tetap di sini, Noe. Gue masih butuh lo."

"Tapi Mama-"

"Gue udah minta ijin sama Tante Viana, pas gue lihat lo main petak umpet sama Rafael tadi," ujar Samuel. "Pokoknya jangan kemana-mana, tetap di sini dan elus-elus rambut gue."

Just Kidding Sir (END)Where stories live. Discover now