39

982 92 1
                                    

🌷 HAPPY READING 🌷

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT

***

"Eh, kok lo kembali lagi? Nggak bisa pisah sama gue, ya?" Wajah Samuel yang mulanya tersenyum, mengira gadis yang dia cintai kembali masuk ke dalam ruangannya berubah datar. Dia menatap muak gadis yang masuk ke dalam ruangannya.

"Lo ngapain ke sini, Helena?" tanya Samuel datar.

"Mau ngomongin tentang kejadian semalam," jawab Helena lembut. Wanita itu berjalan dengan anggun menuju sofa yang berada di depan Samuel. Dia duduk tanpa persetujuan dari si empunya.

"Bukannya semuanya sudah jelas?" Samuel menatap Helena tanpa minat. "Gue bakal tetap nikah sama Noe."

Helena meremas pergelangan tangannya. "Udah nggak bisa dipertimbangkan lagi, ya?"

"Sepertinya gue nggak perlu jawab. Karena, lo sendiri udah tau jawabannya."

Helena mengangguk. "Lo masih ingat kan, ucapan Oma semalam?" tanya Helena.

Samuel hanya diam, sembari mengingat kejadian semalam.

Semalam, setelah Keluarga Arrofanya pamit untuk pulang dengan wajah yang sulit diartikan, terutama kepala keluarganya-- Rendra Arrofanya terlihat jelas dari wajahnya jika pria yang akan berkepala empat itu sangat marah. Samuel paham, mengingat calon istrinya adalah putri kesayangan Rendra.

Egy dan Kirana hendak menghentikan Rendra dan keluarganya untuk pulang, namun Samuel melarang paman dan bibinya itu. Setelah mengantar Noe dan kedua orangtuanya sampai di teras rumah, Samuel kembali masuk dan mencari Omanya.

"Kenapa Oma ngomong gitu sih, sama Noe? Dia calon istri Sam, Oma ..." ucap Samuel pada wanita tua yang sedang beristirahat di atas tempat tidur.

"Calon istri? Anak kecil tadi? Buka mata kamu Sam, dia nggak cocok buat kamu."

"Jadi, bagi Oma hanya dia yang cocok buat Sam?" tanya Samuel sambil menunjuk Helena, namun tidak menatap gadis itu.

"Kamu tau Sam, Oma benar-benar sayang Helena. Oma pengen kamu sama dia seperti dulu lagi." Poni menatap cucunya dengan lekat, menggenggam tangan besar Samuel. "Sam, Oma mohon, balikan sama Helena."

Samuel menatap omanya. "Nggak. Samuel nggak bisa. Samuel udah terlanjur jatuh cinta sama Noe," ucap Samuel melepaskan tangan omanya.

"Segitu cintanya kamu sama anak ingusan itu? Oma benar-benar nggak habis pikir. Apa hebatnya dia dibandingkan Helena?" Poni memijat pelipisnya. "Sam, coba lihat Helena. Dia cantik, baik, anggun, mandiri. Sangat cocok bersanding dengan kamu. Helena bisa membantu kamu di perusahaan. Daripada anak ingusan itu, dia masih SMA, nggak mungkin dia ngerti soal perusahaan. Yang ada perusahaan kita bakal bangkrut."

"Oma, Samuel bakal nikah sama Noe kalau dia udah selesai kuliah. Samuel juga nggak mau bebanin Noe soal urusan perusahaan, karena itu tugas Samuel. Sam, cuman pengen Noe fokus aja sama pekerjaan rumah dan pekerjaannya nanti," jelas Samuel. Dia berharap, neneknya mengerti dan tidak memaksa dirinya lagi untuk balikan bersama mantannya. "Soal hubungan Sam dan Helena, udah berakhir. Kita nggak akan bisa sama-sama lagi. Samuel mohon, jangan paksa Sam, buat balikan sama dia. Yang jalanin hubungannya Samuel, bukan Oma. Samuel harap, Oma mengerti." Setelah mengatakan itu, Samuel pamit untuk keluar.

"Sifat kamu berubah setelah dekat dengan anak itu. Kamu nggak ngikutin ucapan Oma lagi," ucap Poni yang terdengar sedih.

Samuel menoleh ke belakang, "Samuel nggak pernah berubah Oma. Noe nggak ada hubungannya dengan ini semua. Plis, jangan salahin dia."

Just Kidding Sir (END)Where stories live. Discover now