11

1.5K 171 78
                                    

🌷 HAPPY READING 🌷

***

"Eh, rupanya catatan gue nggak ada," ucap Jeva yang menyadari catatannya tidak ada.

"Catatan apaan?" tanya Adri.

"Pas pulang sekolah tadi, gue sempet nyatat beberapa ulasan berita yang gue dapat di internet. Tambahan buat tugas laporan kita," ucap Jeva menatap Noe.

"Perasaan yang nanya gue," batin Adri menatap kesal Jeva.

"Terus, catatannya di mana?" tanya Noe.

"Kayaknya ada di atas meja belajar gue." Jeva berdiri. Cowok itu akan kembali ke kamarnya untuk mengambil catatannya.

"Hm. Anak ipa emang beda, ya. Kalau gue, pulang sekolah paling langsung makan, trus tidur," ujar Adri.

"Sebenarnya bukan masalah anak ipa atau bukan. Tapi tergantung sama orangnya," ucap Dea melirik Adri. "Kalau orangnya kayak lo, gue nggak kaget."

"Lo ... suka banget ya, nyari gara-gara sama gue," ucap Adri. "Apa jangan-jangan lo suka sama gue?" Adri tersenyum penuh maksud pada Dea.

Dea menatap datar Adri, lalu kembali membaca artikel yang dia buka di internet. "Kayak nggak ada cowok lain aja. Lagipula, lo bukan tipe gue."

Adri langsung diam. Sorot matanya berubah sendu. Entahlah, tapi dadanya begitu sesak mendengar ucapan Dea.

"Jev, biar gue aja yang ambil." Noe yang masih duduk, memegang tangan Jeva. "Kebetulan gue mau minum," ucap Noe tersenyum.

"Eh, nggak apa-apa. Biar gue ambilin lo minum."

Noe berdiri. "Gue nggak mau ngerepotin tuan rumah," ucap Noe, lalu menepuk pundak Jeva dan melangkah masuk ke dalam rumah cowok itu.

Setelah dari dapur, Noe melangkah menuju tangga. "Kira-kira kamar Jeva yang mana, ya?" gumamnya.

"Apa yang ini?" batin Noe menatap pintu berwarna hitam di depannya. Kamar pertama yang dia lihat saat sampai di atas.

"Pasti yang ini." Noe langsung membuka pintu kamar itu, yang kebetulan tidak terkunci.

Noe tercengang melihat isi kamar itu. Sangat bersih dan rapi. "Nih, kamar kok rapi banget. Ngalahin kamar gue. Ah ... jangan sampai Mama lihat, bisa dibanding-bandingin nih, gue sama Jeva," ucap Noe, lalu melangkah masuk ke dalam kamar.

"Catatan yang dimaksud Jeva, mana, ya?"

Bersamaan dengan Noe masuk, seorang cowok jangkung baru saja keluar dari kamar mandi. Dengan hanya menggunakan handuk sepinggang, cowok itu melangkah sambil menggosok-gosok rambutnya yang basah dengan handuk.

"Kebiasaan banget, kalau masuk kamar gue nggak minta ijin," ucap cowok itu, sambil melihat orang yang masuk ke dalam kamarnya.

Matanya melotot menyadari manusia yang masuk ke dalam kamarnya bukan sepupunya. Melainkan ...

"No-Noe?!"

"Heh? Pak Samuel?" Noe yang tadinya menatap wajah Samuel, melotot menyadari Samuel yang hanya memakai handuk sebatas pinggang.

"Astaghfirullah ... bisa insaf gue," batin Noe yang terus menatap perut Samuel. "Njir, itukah yang dinamakan roti tawar. Eh, salah, roti sobek." Noe terus beristighfar, lalu geleng-geleng kepala.

"Ka-kamu ngapain di sini?" tanya Samuel gugup.

Noe yang tadinya mengalihkan pandangan dari Samuel, langsung menoleh. Sudut bibirnya terangkat.

Just Kidding Sir (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang