27

971 118 26
                                    

🌷 HAPPY READING 🌷

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT

***

"Noelia Arrofanya! Apa yang sudah kamu lakukan pada mereka!" bentak Pak Joko, pada Noe.

Noe yang duduk berhadapan dengan Pak Joko hanya diam saja.

"Kenapa kamu tidak menjawab! Lihat mereka!" Pak Joko menunjuk lima siswi yang sedang duduk di sofa. Kondisi mereka sungguh menyedihkan. Penuh dengan luka fisik. Mungkin ... batin juga."Kamu hampir membunuh mereka! Terutama Fera! Kenapa kamu mencekik lehernya Noe!"

Lagi-lagi Noe hanya diam. Dia mendadak bisu.

Brak!! Pak Joko memukul meja.

"Kamu mendengar ucapan saya atau tidak Noe!"

Noe menatap guru BK itu dengan datar. Sebenarnya dia ingin menjawab, namun mood-nya sedang tidak baik. Ditambah, Fera yang mengarang-ngarang cerita.

"Hiks, hiks, hiks ... bu ... Noe mau bunuh saya ..." ucap Fera sambil menangis sesenggukan. Dia memeluk Bu Wulan yang berada di sampingnya.

"Noelia Arrofanya!! Kenapa kamu tiba-tiba bisu!!" Pak Joko sudah naik pitam.

Dea segera mencubit lengan Noe. "Jawab dong. Lo mau di keluarin dari sekolah?" bisik Dea.

"Ujian udah mau dekat Noe," ucap Remi pelan.

Noe menatap teman-temannya. Dia menarik napas panjang, lalu berkata, "Saya kan, udah bilang pak. Mereka yang duluan ngatain saya. Mereka bilang kalau saya cewek nggak benar. Terus-"

"Bohong!! Semua itu bohong!! Dia duluan yang datangin kita pak! Terus nampar pipi kita," ucap Fera. Dia kembali menangis. "Padahal saya sama teman-teman saya cuman pengen sapa Kak Noe aja. Ta-tapi ... hiks ... huwaa ... kami dihajar habis-habisan sama dia."

"Bangsat," gumam Noe melirik sinis Fera.

Zizi tertawa kecil. "Apa lo bilang? Noe datang-datang langsung nampar kalian? Ck! Lo pikir Noe orang sinting, yang datang langsung nampar orang tanpa sebab?"

"Noe emang kadang sinting. Tapi, gue sama sekali nggak percaya sama ucapan mereka." Dea menatap Noe yang tampak tenang-tenang saja. Dia memijat pangkal hidungnya. Sahabatnya ini seperti tidak ada beban hidup saja. Padahal mereka sedang berada dalam ruang BK, diinterogasi oleh Pak Joko, guru BK yang terkenal killer dan tidak ragu untuk berbuat kasar.

"Emang nyatanya gitu!" ucap salah satu teman Fera.

"Lihat kondisi kami! Kami penuh luka-luka, sedangkan Kak Noe baik-baik saja!"

"Wajah kami penuh dengan tamparan dan pukulannya. Rambut kami ditarik sampai copot. Pokoknya aku tidak mau tau!! Dia harus di keluarkan dari sekolah!!"

"Siapa yang berani mengeluarkan putriku dari sekolah ini?"

Suara berat itu mengalihkan atensi mereka ke pintu masuk. Seorang pria jangkung yang memakai cotton short dengan kaos polos berwarna hitam sedang berdiri di sana. Di sampingnya, seorang wanita cantik dengan t-shirt lengan panjang dan celana katun motif kotak. Di hidung wanita itu bertengger kacamata bulat silver gold gaya Korea.

"Papa, Mama?" gumam Noe yang kaget akan kedatangan orang tuanya. Dia melotot melihat pakaian Papanya. "Anjir! Kenapa Papa pake celana pendek ke sini?!"

Viana dan Rendra segera menghampiri Noe.

"Noe, kamu kayak cowok aja pake acara berantem!" ucap Viana yang terdengar marah. Namun sebenarnya dia sangat khawatir. "Nggak ada yang luka, 'kan?" Viana memeriksa kondisi putrinya.

Just Kidding Sir (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang