34

959 89 13
                                    

🌷 HAPPY READING 🌷

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT

***

Dea, Zizi, dan Remi menatap Noe. Mereka sedang duduk melingkar di dalam kelas, mendengarkan curhatan dari gadis berplester Hello Kitty di bibirnya itu.

"Lo ke rumah Bu Helena?" tanya Remi.

"Kenapa nggak ajak-ajak kita, sih?" Zizi mengerucutkan bibirnya.

"Gimana ceritanya lo sampai bisa ketemu Rafael?" Pertanyaan Dea membuat Remi dan Zizi menoleh.

"Rafael? Siapa?" tanya Zizi.

"Dia ... korban pertama Noe," bisik Remi. Gadis itu kemudian menatap Noe. "Bukannya Rafael pindah ke Singapura? Kok tiba-tiba balik ke Indonesia?"

Noe memegang dagunya, dia sedang memikirkan sesuatu. "Kalian tau satu hal yang ajaib bin nggak bisa gue percaya sampai sekarang?" Noe menatap teman-temannya dengan lekat. Ketiga temannya pun mendekati Noe.

"Apaan?" tanya Zizi berbisik.

"Ternyata Rafael adiknya Bu Helena," jawab Noe berbisik juga.

"WHAT THE FUCK!" teriak Dea.

Remi mematung.

"So kesimpulannya, Bu Helena mantannya Pak Samuel, and Rafael mantan lo. Trus, lo dijodohin sama Pak Samuel. Bu Helena jelas nggak terima dan ... Rafael juga belum move on?" Zizi rasanya ingin tertawa terbahak-bahak. "Lo nggak bohong, 'kan?"

"Emangnya muka gue yang cantik ini menunjukkan wajah-wajah pembohong?" Noe menatap Zizi dengan datar.

Zizi, Remi dan Dea saling melirik. Mereka menatap Noe, lalu mengangguk.

Noe berdecak. Kenapa teman-temannya tidak percaya padanya?

"Kalau nggak percaya, tanya aja sama Pak Samuel."

"Kok bawa-bawa Pak Samuel?" Dea menatap Noe selidik. "Lo ... ketemu Pak Samuel kemarin?"

"Iya! Dia nolongin gue dari Rafael!" jawab Noe sewot. Dia kembali teringat saat kemarin menelpon Dea.

"Cieee ... benaran jodoh," goda Zizi dan Remi. Kedua gadis itu tersenyum sambil menatap Noe.

"Hm. Kayaknya gue emang jodoh sama Pak Samuel." Noe mengiyakan ucapan Zizi dan Remi.

"Serius? Lo suka sama Pak Samuel?" Zizi dan Remi menatap Noe dengan lekat.

"Kapan sih, gue nggak suka sama dia? Udah ganteng, kaya, perhatian lagi. Kurang apalagi calon suami gue?"

"Lo terima perjodohan itu?" tanya Dea, dan diangguki dengan semangat oleh Noe.

"Selamat calon Nyonya Varenaldy." Zizi dan Remi bersalaman dengan Noe.

"Hm." Noe mengangguk elegan.

Dea tersenyum pada Noe. "Alhamdulilah ... terima kasih Ya Allah ... akhirnya sahabat gue insaf juga. Dia nggak jadi buaya buntung lagi. Dia nggak bakal gombalin cowok lagi, tebar pesona lagi. Semoga Pak Samuel emang ditakdirkan buat dia. Aamiin ..." Dea mengadahkan tangannya ke atas, lalu mengusapnya ke wajahnya.

"Aamiin ..." Zizi dan Remi juga melakukan hal yang sama.

"Tapi ... gue masih ragu sih, sama perasaan gue."

Ucapan Noe membuat teman-temannya menatapnya dengan tajam.

"Dea, Zizi, pegang Noe sekarang!" ucap Remi.

Just Kidding Sir (END)Onde histórias criam vida. Descubra agora