25

1K 106 43
                                    

🌷 HAPPY READING 🌷

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT

***

Samuel tampak tenang mengunyah permen yupi, tak memperdulikan Noe yang menatapnya dengan datar.

"Jadi, Pak Samuel guru privat gue?" Noe bertanya-tanya, apa yang ada dipikiran Mamanya sampai menjadikan Samuel guru privatnya. Noe berharap, semoga Mamanya tidak merencanakan sesuatu.

Padahal Noe ingin menjaga jarak dengan Samuel. Tapi, jika seperti ini ... akan susah melakukannya. Jujur saja, bisikan Samuel yang ingin mengajaknya menikah masih terdengar di telinganya.

"Berhenti liatin wajah tampan gue," ucap Samuel, mengambil sebuah permen yupi dari toples di depannya.

"Iya ..." jawab Noe malas, lalu beranjak dari duduknya.

"Eh, lo mau ke mana?"

"Mau ambil buku sama alat tulis." Noe berjalan menuju kamarnya. Setelah mengambil perlengkapan belajarnya, Noe kembali duduk, berhadapan dengan Samuel.

"Kita coba ngerjain soal ujian nasional matematika tahun lalu, ya."

Noe hanya mengangguk, sambil menatap Samuel.

"Pakaian dia bukan kayak pakaian guru privat. Lebih kayak cowok ngajak dinner."

Samuel mengeluarkan soal ujian nasional matematika tahun lalu dari dalam tasnya, dan menjelaskan cara menyelesaian soal tersebut dengan cara mudah agar Noe dapat mengerti. Sementara Samuel sibuk menjelaskan, Noe terus memperhatikan Samuel sambil tersenyum tipis.

"Paham?" tanya Samuel menatap Noe yang tersenyum padanya. "Jangan liatin gue sambil senyum kayak gitu Noe," ucap Samuel lembut.

"Gue kan, jadi pengen nikahin lo sekarang."

Mata Noe melotot, dia langsung menunduk dan mengangguk cepat. "Saya paham kok pak!"

Samuel terkekeh, dan langsung menyodorkan selembar kertas pada Noe.

"Kerjakan sekarang."

Noe melihat kertas itu. Terdapat 10 soal pilihan ganda di sana.

"Salah 1, lo bakal gue kasih hukuman."

"Hukuman?" Noe menatap Samuel dengan raut wajah bingung.

"Hm. Gue saranin lo jangan salah jawab, deh. Soalnya hukuman gue bakal buat lo ... kehabisan napas." Samuel tersenyum miring menatap Noe.

Noe langsung menunduk, mengerjakan soal itu dengan hati-hati.

"Waktunya lima menit."

"Lima menit pak?! Cepat banget?"

"Udah lama, tuh. Cepat kerjain. Katanya lo pintar."

"Tapi pak-"

"Empat menit lagi."

"Bacot," gumam Noe kembali mengerjakan soalnya.

"Lo bilang apa tadi?!"

"Samuel sayang," ucap Noe sambil tersenyum manis.

Samuel mengalihkan pandangannya. "Kerjain cepat."

Noe memasang wajah datarnya, lalu kembali berperang melawan 10 soal pilihan ganda itu.

"Kampret ... jawabannya sama semua." Noe memegang kuat folpennya. Dia tidak fokus berpikir, ditambah Samuel yang terus menatapnya.

Noe menarik napas, lalu membuangnya secara perlahan. "Fokus! Fokus Noe! Anggap saja, Pak Samuel adalah biskuit Yaya. Sedangkan soal di depan lo adalah portal menuju rumah Boboiboy."

Just Kidding Sir (END)Where stories live. Discover now