30

1.1K 97 33
                                    

🌷 HAPPY READING 🌷

JANGAN LUPA VOTE AND COMENT

***

"Apa?! Jadi mereka sudah dijodohkan!!"

Helena menggenggam erat ponselnya. Giginya bergemuruh.

"Bodoh! Masa kalian berlima nggak bisa ngalahin Noe! Dia cuman sendirian loh!"

Helena menutup matanya. Dia tidak mau mendengar alasan dari seseorang yang sedang dia telpon. Helena mematikan panggilan telepon secara sepihak, lalu membanting ponselnya ke lantai hingga retak.

"Aaakhhh!!!!" Helena berteriak frustasi. Dia memijat kepalanya yang rasanya ingin meledak.

"Enggak! Enggak! Pokoknya Samuel nggak boleh jadi milik orang lain!! Dia cuman milikku!!" teriak Helena. Air mata mulai berjatuhan membasahi pipi Helena. "Sam ... kenapa kita nggak bisa kembali seperti dulu. Hiks, gue benar-benar nyesal udah ninggalin lo waktu itu. Gue nyesal Sam."

Helena jatuh terduduk di lantai yang dingin. Dia terus meneriaki nama Samuel agar kembali padanya.

"Samuel!! Kenapa kamu menjauh dari aku!! Kenapa kamu malah pilih wanita jalang itu dibandingkan aku!!"

Dari jauh, seseorang memperhatikan Helena yang menangis. Dadanya terasa sesak, melihat kakaknya menangisi pria yang dia cintai.

"Kasihan Kak Helena. Ini semua gara-gara wanita itu. Gue bakal buat hidup wanita itu menderita!"



Noe memoleskan lipstik berwarna pink ke bibirnya. Dia menatap wajahnya yang terpantul dari kamera ponselnya. "Cantik seperti biasa," ucapnya memuji dirinya.

"Jeva kok lama banget, sih." Noe melihat jam di ponselnya. "Udah jam tiga sore. Dia kok belum datang juga."

Tiba-tiba sebuah mobil hitam berhenti di depan Noe. Kaca mobil itu turun, memperlihatkan Jeva yang tersenyum pada Noe.

"Sorry, lama."

"Nggak apa-apa kok. Make up gue juga belum luntur," ucap Noe berjalan, lalu masuk ke dalam mobil Jeva.

Jeva memperhatikan Noe yang duduk, lalu memakai sabuk pengaman.

"Okeh. Jalan, Jev."

"Lo tetap cantik kok, walau nggak pake make up," ucap Jeva.

Noe yang tadinya fokus pada ponselnya menoleh pada Jeva. "Iya dong. Gue kan, emang cantik dari lahir." Noe menghempaskan rambutnya ke belakang. Mau tebar pesona pada Jeva.

Jeva terkekeh, lalu melajukan mobilnya.

"Serius, lo mau ke rumah Bu Helena?" tanya Jeva.

Saat Jeva membantu Noe untuk membersihkan toilet pulang sekolah tadi, Noe meminta Jeva untuk menemaninya ke rumah Helena. Sebenarnya Noe hanya ingin Jeva memberitahu alamat Helena, tapi Jeva memaksa untuk mengantar gadis itu. Dia takut terjadi sesuatu pada Noe.

"Hm. Ada yang mau gue omongin sama Bu Helena," jawab Noe.

"Oh, gitu."

"Setelah sampai di sana, lo nggak usah ikut masuk. Biar gue aja yang masuk. Soalnya gue pengen ngomong empat mata sama Bu Helena."

Just Kidding Sir (END)Where stories live. Discover now