50. PUTUS DAN SEMAKIN KACAU

34.8K 2.8K 357
                                    

VOTE SEBELUM BACA PLEASE 😉

Erlangga melajukan mobilnya diatas kecepatan rata-rata. Dibelakang menyusul mobil Arsen, Kenzo dan Alvaro. Ketiga mobil itu juga melaju kencang terlebih mobil Erlangga.

Saat mereka di rumah sakit tadi, bi Dewi menelfon Arsen. Wanita itu mengatakan kalau Deby mengunci diri didalam kamar. Dewi mendengar pecahan kaca didalam kamar itu. Alhasil Erlangga dan yang lainnya langsung bergegas pulang.

"Jangan buat gue takut By" gumam Erlangga khawatir.

Mobil Erlangga langsung memasuki pekarangan rumah Arsen. Pak Amir berdiri gelisah didepan pintu.

Erlangga langsung keluar dari mobil dan berlari masuk kedalam rumah. Arsen dan lainnya juga baru sampai.

Erlangga berlari menaiki tangga menuju kamar Deby. Disana sudah ada Dewi dengan wajah khawatir.

"Deby! Buka pintunya!!" panggil Erlangga cukup keras.

"Deby!" panggil Erlangga namun tidak ada jawaban.

Erlangga melangkah mundur bersiap mendobrak pintu kamar Deby.

Arsen dan yang lainnya semakin khawatir melihat Erlangga akan mendobrak pintu kamar Deby. Pikiran buruk sudah menghantui mereka.

Hanna yang sudah menangis menutup mulutnya khawatir jika terjadi sesuatu pada Deby.

Erlangga mendobrak pintu itu dengan keras menggunakan lengannya. Pintu itu langsung terbuka paksa akibat ulah Erlangga.

"Deby!"

Erlangga langsung masuk dan mendekati Deby yang duduk bersandar ditepi ranjang dengan mata tertutup. Gadis itu menjadikan tepi ranjang sebagai bantalannya.

Erlangga membawa Deby kedalam dekapannya dan mencoba membangunkan Deby.

Arsen ikut mendekat begitupun dengan yang lainnya. Mereka terkejut melihat kondisi kamar Deby yang seperti kapal pecah. Pecahan kaca dan botol minuman berserakan dilantai.

Erlangga mengecek nadi dan nafas Deby, ia menghela nafas lega begitu pun dengan Arsen saat tidak menemukan luka ditubuh gadis itu.

Erlangga berusaha menahan emosinya melihat memar disudut bibir gadisnya.
Ia mengalihkan tatapannya pada botol minuman alkohol disampingnya yang hampir habis. Sudah berapa botol yang dihabiskan Deby.

Deby meringis saat ia membuka matanya. Kepalanya benar-benar berdenyut sakit membuat Deby kembali memejamkan matanya. Namun Deby kembali membuka matanya saat menyadari kalau dirinya bukan berada kamarnya melainkan di ruangan serba putih. Rumah sakit.

Deby menatap punggung tangannya yang di infus. Ia mengalihkan tatapannya, seketika Deby terdiam melihat Erlangga tertidur di sofa sebelah ranjangnya dalam posisi duduk. Ia juga melihat Hanna dan Arsen tertidur di sofa tak jauh di depan sana.

"Apa yang terjadi? Kenapa mereka membawaku kesini" batin Deby mencoba mengingat apa yang terjadi.

Deby ingat pertengkarannya dengan Tiana hingga ia berakhir mabuk dan setelahnya Deby tidak tau.

Deby meraih ponsel yang ia yakini milik Erlangga yang berada ditepi ranjangnya secara perlahan.

"Masih jam 04.15" batin Deby melihat jam dilayar ponsel itu. Setelahnya pipi Deby merasa panas saat melihat fotonya terpampang jelas dilayar ponsel itu.

Saat akan menaruh ponsel itu kembali, tak sengaja Deby melihat pesan chat yang belum dibaca Erlangga.

Mike
Tuan, ternyata dugaan anda memang benar kalau wanita yang bernama Tiana itu kabur bersama Berto dan mereka bekerja sama untuk mencelakai nona Deby.

YOU KNOW? I'M BAD GIRL Where stories live. Discover now