18. LUKA MASA LALU

52.2K 3.9K 42
                                    

VOTE SEBELUM BACA PLEASE 😉

Mobil yang dikendarai Erlangga berhenti dikediaman keluarga Kendrick. Erlangga menatap ke sebelahnya, Deby tertidur selama perjalanan pulang.

Erlangga keluar dari mobilnya, Pak Amir yang melihat kedatangannya langsung mendekat.

Erlangga membuka pintu mobil, ia sedikit menunduk. Dengan hati-hati ia mengendong Deby, agar tidak terbangun.

Pak Amir membantu Erlangga membuka pintu rumah. Erlangga membawa Deby ke kamarnya yang ada dilantai 2. Dengan perlahan ia membaringkan Deby di atas tempat tidurnya.

Erlangga mengambil jaketnya yang ia pakai untuk menyelimuti Deby tadi. Menggantikannya dengan selimut tebal. Ia duduk ditepi ranjang dan menatap wajah lelap Deby. Erlangga menyingkirkan helaian rambut yang menutupi wajah cantik gadis itu walau masih pucat.

Sementara itu diluar rumah, Dirga menghentikan motornya dan mengeryit saat melihat mobil yang ia kenal terparkir di depan rumah Deby.

"Cari siapa nak?" tanya Pak Amir menghampiri anak muda itu.

"Deby mana?" tanya Dirga datar.

"Non Deby nya lagi sakit,, ada perlu apa?" tanya Pak Amir ramah.

Dirga menaikan sebelah alisnya dan menatap mobil sport merah itu lagi. Ia yakin Erlangga pasti didalam.

Dirga menghidupkan motornya kembali dan pergi dari begitu saja, membuat Pak Amir menggelengkan kepalanya.

Tanpa sepengetahuan mereka, sepasang mata tengah memperhatikan kepergian Dirga dari  balkon kamar Deby. Erlangga.

Setelah motor itu pergi, Ia kembali masuk, ia memasang jaketnya kembali. Tatapannya tak lepas dari wajah pucat yang terlelap diatas tempat tidur.

Erlangga menghela nafasnya kasar, dan keluar dari kamar Deby.

Keesokan harinya...

Deby membuka matanya, dan duduk bersandar di kepala ranjang. Ia masih lemas.

Deby memejamkan matanya kembali, hingga seseorang masuk kedalam kamarnya.

"Pagi sayang!!" sapa wanita berusia 32 tahun itu.

Ia membawa nampan berisi roti dan segelas susu.

Deby menatap datar wanita yang duduk ditepi ranjangnya. Sudah berapa lama ia tidak bertemu wanita itu. Wanita yang merupakan adik dari mendiang mamanya. Tiana meira.

"Kamu tidak merindukan tante mu ini huh?" tanya Tiana kesal.

Deby tidak menjawab.

Tiana meletakkan nampan yang ada bawa diatas meja.

"Ngapain kesini?" tanya Deby datar.

"Kebetulan tante ada kerjaan di jakarta, jadi untuk beberapa bulan ini tante akan nginap disini dulu. Sebenarnya tante nggak enak, hanya saja Papa kamu yang minta. Sekalian nemenin Hanna disini" jelas Tiana.

Deby hanya mengangguk mengerti, Tiana merupakan salah satu orang yang begitu peduli padanya. Wanita ini juga pernah merawatnya dulu sebelum ia dibawa Opa ke Prancis.

Perhatian mereka teralih saat Arsen masuk kedalam kamar Deby.

"Mas, kamu udah pulang?" tanya Tiana berdiri.

"Iya, baru saja" jawab Arsen.

"Mm.. kalau gitu aku pergi dulu, mau nemenin Hanna dirumah sakit. Mas bisa berangkat kerja" ucap Tiana berdiri.

"Terima kasih Tiana, maaf merepotkan mu" ucap Arsen tak enak.

"Nggak ngerepotin kok Mas, kalian sudah seperti keluarga aku juga" balas Tiana tersenyum.

YOU KNOW? I'M BAD GIRL Where stories live. Discover now