17. PENDARAHAN

50.7K 4.2K 55
                                    

VOTE SEBELUM BACA PLEASE 😉

Deby tiba di rumah, ia balik dengan membawa motor Winda. Sebenarnya ia bisa saja pulang pakai taxi, hanya saja Winda yang memaksa.

Deby masuk kedalam rumah yang sepi. Seragam sekolahnya sudah kusut. Hari sudah sore, ia ingin segera mandi dan pergi balapan.

Deby mengernyit saat samar-samar ia mendengar suara erangan kesakitan dari dalam. Deby mempercepat langkahnya dan suara itu semakin jelas terdengar.

Saat sudah sampai diruang tamu, Deby terkejut bukan main melihat Hanna yang tergolek lemas dilantai. Hanna tampak kesakitan dengan darah yang sudah membanjiri lantai. Tanpa pikir panjang Deby langsung mendekat.

"Kenapa?" tanya Deby terdengar gemetar, ia menyentuh lengan Hanna.

Hanna langsung menggenggam tangan Deby.

"Sstt..Mama...jatuh" rintih Hanna kesakitan.

"Kita ke rumah sakit" putus Deby membuang tas nya begitu saja dilantai. Ia membantu Hanna berdiri dan memapahnya.

Deby membantu Hanna masuk kedalam mobil yang ada didepan rumah. Ia berlari mengambil kunci mobil yang ada di brangkas. Kemana semua orang disini? Satpam? ART? Pikir Deby kesal.

Deby kembali, dan masuk kedalam mobil setelah mendapatkan kuncinya. Melajukan mobil keluar dari pekarangan rumah. Deby merasa tangannya bergetar. Apa lagi ia terus mendengar rintihan kesakitan dari Wanita yang duduk disebelahnya.

Deby mengendarai mobil dengan kecepatan diatas rata-rata. Hingga beberapa menit saja mereka sudah sampai dirumah sakit terdekat. Deby segera keluar dan memanggil beberapa perawat di sana.

"Buruan!!" bentak Deby marah, karna mereka terlalu lamban.

Deby ikut membantu Hanna agar berbaring diatas brankar. Ia tersentak saat Hanna menahan tangannya, lebih tepatnya menggenggam tangannya.

Deby yang mengerti pun angkat bicara" Semua akan baik-baik saja" ucapnya terdengar datar tapi terselip rasa khawatir.

Deby mengikuti kemana brankar itu didorong hingga berhenti disebuah ruangan. Saat itu juga genggaman Hanna terlepas darinya. Deby dilarang masuk dan ia mengerti akan hal itu.

Deby terdiam, ia terduduk di kursi tunggu yang ada didepan ruangan itu. Kejadian tadi begitu cepat, ia berharap Hanna akan baik-baik saja.

Deby menghela nafasnya dan bersandar.

"Semoga dia dan bayinya baik-baik saja" batin Deby memejamkan matanya.

Deby menatap telapak tangan dan juga seragam putihnya yang berlumuran darah. Ia menoleh saat pintu ruangan itu terbuka.

"Gimana?" tanya Deby datar.

"Pendarahannya berhasil kami atasi, syukurlah kandungannya selamat. Hanya saja ia kekurangan banyak darah. Kebetulan stok golongan darah disini tid--"

"Golongan darah apa?" tanya Deby cepat dan tak sabaran.

"AB+" jawab sang Dokter.

YOU KNOW? I'M BAD GIRL Where stories live. Discover now