3

3.4K 405 17
                                    

Margaret dibawa ke istana bersama dengan seorang pelayan setianya bernama Elise. Cedric hanya mengawasi mereka sejak tadi karena Pangeran Kenneth menyuruhnya untuk meletakkan dua orang tersebut pada sebuah kamar. Tidak mungkin juga meletakkan seorang putri di ruang bawah tanah yang kotor. Mereka hanya diam sambil melihat Dakota dari jendela besar yang ada dihadapannya. Entah mereka sadar atau tidak bahwa mereka sedang dikurung karena hasil sidang belum keluar. Kenneth sedang menghadiri sidang dengan Raja dan jajaran petinggi kerajaan lainnya. Putri Margaret didakwa atas pembunuhan terhadap panglima serta kelima anak buahnya.

"Aku merasa bahwa kita harus mengukum Putri Margaret sebagaimana aturan hukum yang berlaku." Louis bahkan berani tertawa miring di depan raja. Kenneth tahu pria tua itu sangat marah karena panglima yang dibunuh Margaret adalah adiknya.

"Penggal kepala maksudmu ?" Seseorang angkat bicara setelahnya.

"Apalagi memang ? Apakah kita akan membiarkan pembunuh Panglima Hanz lepas begitu saja hanya karena ia seorang putri ? Aku rasa itu tidak adil." Sahut Louis dengan cepat. Pria itu adalah pengamat hukum kerajaan sehingga suaranya pasti didengarkan oleh Raja Viktor. Namun hal tersebut tidak mempengaruhi Kenneth.

"Pangeran Kenneth, bagaimana menurutmu ?" Viktor menoleh pada Kenneth karena sejak tadi lelaki itu hanya diam mengamati.

"Aku rasa Putri Margaret tidak pantas mendapat hukuman apapun." Tandasnya tegas, membuat semua orang di ruang rapat tersebut mendadak saling pandang dengan tatapan terkejutnya. Begitu juga dengan Viktor. Pria itu menatap Kenneth lekat - lekat, seolah memastikan bahwa ia serius dengan ucapannya sendiri. Tentu saja Louis tidak setuju dengan ucapan Kenneth karena baginya hal tersebut merendahkan martabat keluarganya.

"Aku tidak paham dengan maksudmu, Pangeran Kenneth. Kau adalah orang yang kami kenal sangat adil terhadap semua hal." Ia menyanggah ucapan Kenneth dengan cepat namun Kenneth tidak menoleh sama sekali padanya. Ia hanya menoleh pada ayahnya karena ia merasa ia tidak sedang berbicara pada Louis. Ia berbicara pada Raja Viktor.

"Yang Mulia, dari semua bukti yang ada, tidak ada kesalahan yang dibuat Putri Margaret disini."

"Dia membunuh seorang panglima."

"Membunuh dan membela diri adalah dua konteks yang berbeda." Sahut Kenneth menatap tajam pada Louis.

"Dan aku tidak sedang bicara padamu." Tandasnya sinis. Kenneth memang ahli dalam hal seperti ini.

"Pertama, aku mendengar bahwa saat Putri Margaret masuk ke Whitemouttier, ia tidak diperbolehkan membawa prajuritnya masuk. Padahal aku tidak pernah memberikan perintah seperti itu. Dan seharusnya, prajurit Goddam memang harus mengantarkan Putri Margaret dan memastikannya sampai dengan selamat di Dakota." Kenneth mengatakannya dengan sangat lantang agar semua orang di ruangan tersebut dapat mendengarnya.

"Prajuritnya juga diam saja melihat keselamatan Putri Margaret menjadi tidak jelas. Aku juga ingin tahu mengapa pasukan yang ku tugaskan di daerah perbatasan menyuruh prajurit dari Goddam untuk pulang padahal mereka tahu bahwa prajurit tersebut sedang mengawal kedatangan Putri Margaret."

Viktor adalah orang pertama yang terkejut mendengar hal tersebut. Sebelum menjadi raja, pria itu sudah terjun dalam dunia militer cukup lama dan ia tahu persis kode etik di dalam kemiliteran Whitemouttier. Menyadari Viktor yang mulai tertarik pada argumen Kenneth, Louis segera memotong ucapan pangeran tersebut.

"Berarti ada kesalahan pada pasukan yang kau percayai, Pangeran Kenneth." Ia berusaha membuat Kenneth terlihat bersalah disana.

"Aku tidak pernah mengatur pasukan, panglima yang mengetahui hal tersebut lebih baik daripada aku. Satu - satunya kesalahanku adalah mempercayai panglima yang tidak bisa ku percayai." Kenneth berhasil memutar kalimat tersebut sehingga Louis terdiam seketika.

COLD DAYS - Bride for The KingWhere stories live. Discover now