29

1.6K 199 2
                                    

Margaret menuangkan segelas teh untuk Viktor yang sekarang sedang duduk di depannya. Lelaki itu sibuk dengan tehnya yang nikmat hingga ia tidak sadar bahwa Margaret tidak memiliki gelas disana. Viktor mengernyit, membuat Margaret membuka suaranya lebih cepat.

"Tabib baru saja memberi ramuan harianku. Aku tidak boleh makan atau minum apapun setelahnya, kecuali air biasa." Ujarnya tenang.

"Ah, kau benar. Ibu suri juga seperti itu saat mengandung Yang Mulia Raja dulu." Lelaki itu mengangguk.

"Bagaimana kandunganmu ? Apakah kau baik - baik saja ?"

"Aku baik - baik saja, Yang Mulia."

"Baru saja kemarin Kenneth berkata bahwa kau sering mengalami sakit kepala yang hebat."

"Itu benar, Yang Mulia. Namun sakit kepala itu tak terjadi setiap saat. Sekarang aku benar - benar merasa sehat." Margaret tersenyum lebar untuk meyakinkannya.

"Aku bersyukur bila kau baik - baik saja. Apakah keluargamu sudah tahu bila kau akan menikah ?"

"Tidak. Aku tidak memberitahu mereka karena beberapa alasan. Pertama, aku merasa bahwa mereka tidak harus tahu mengenai pernikahan ini. Aku lahir sebagai garis keturunan Keluarga Court sejak awal, bukan sebagai Keluarga Kloir. Kedua, aku tidak ingin mereka memanfaatkan pernikahan ini sebagai ajang pembuktian kekuatan keluarga. Aku tidak akan membiarkan Keluarga Kloir mengklaim kekuatan karena aku tinggal di istana sebagai permaisuri Yang Mulia Raja." Jawaban Margaret terdengar cerdas bagi Viktor. Sama seperti biasanya, Margaret selalu mampu memuaskan ekspetasinya.

"Aku senang mendengarnya. Aku ingin kau benar - benar berada di pihak kami, bukan mereka."

"Tentu saja, Yang Mulia. Aku sudah berada di pihak Yang Mulia Raja sejak awal." Tandasnya santun namun tegas.

"Putri Margaret, aku ingin bicara denganmu mengenai dua hal. Sangat sederhana, namun krusial." Viktor mengacungkan kedua jarinya, memberi penekanan pada Margaret bahwa apa yang akan ia bicarakan benar - benar serius.

"Sebentar lagi kau akan menikahi raja lalu resmi menjadi bagian dari Keluarga Days. Aku ingin kau mematuhi dua hal dasar ini. Pertama, kau harus mendukung apapun keputusan raja dan berada di sisinya tak peduli seberapa buruk kondisi yang sedang kalian hadapi. Kedua, kau harus bersedia memberikan apapun yang kau punya untuk menyelamatkan raja. Sebenarnya ini bukan tentang hukum kerajaan, namun ini adalah aturan baku pernikahan. Suami istri harus saling membantu."

"Aku akan mematuhinya, Yang Mulia."

"Aku hampir lupa, ketiga..." Viktor menaikkan jari manisnya sehingga saat ini ia mengacungkan tiga jari sekaligus.

"Jangan bicara apapun yang dapat memprovokasi pikiran raja. Bila aku tahu tahu kau melakukannya, aku tidak akan segan - segan untuk turun tangan." Viktor benar - benar menekankan kalimatnya disana. Margaret tersenyum miring disana. Tatapannya yang semula segan berubah menjadi sinis seketika.

"Bila raja yang memprovokasi pikiranku ?" Ia membalik ucapannya dengan cerdas, membuat Viktor harus berpikir sesaat untuk memilih jawabannya.

"Sejak awal, raja sudah memprovokasi pikiranku. Namun aku tetap melakukan segala permintaannya dalam keadaan sadar." Imbuhnya sambil tersenyum sekilas.

"Tenang saja, Yang Mulia. Aku tetap berada di pihak Keluarga Days. Terima kasih kau telah memperhatikanku."

"Kau tidak sepolos yang ku kira, Putri Margaret." Viktor menyeringai penuh arti disana.

"Kau terlambat menyadarinya, Yang Mulia. Bila aku sangat polos dan bodoh, Yang Mulia Raja mungkin tidak akan berminat mendekatiku." Margaret tertawa pelan disana.

COLD DAYS - Bride for The KingWhere stories live. Discover now