54

1.1K 145 0
                                    

Margaret sangat terkejut saat ia terbangun begitu saja. Perempuan tersebut melihat ke sekeliling. Ia bangkit sembari memperhatikan langit yang cerah. Tentu saja ia merutuki dirinya sendiri.

"Mengapa aku tidur sangat lama !" Ia menggerutu sendiri.

"Kau sudah bangun, Yang Mulia ?" Margaret terkejut dua kali saat melihat Elise menunggunya di luar.

"Sejak kapan kau ada disana ?"

"Sejak tadi pagi. Tuan Cedric menyuruhku datang kemari atas perintah Yang Mulia Raja. Ia ingin aku menunggumu hingga kau benar - benar bangun, Yang Mulia."

"Ya Tuhan, apa yang dipikirkan Yang Mulia Raja bila aku bangun sesiang ini ?" Margaret merutuk sembari memukul - mukul bantalnya.

"Harus ku akui ini sudah tengah hari, Yang Mulia. Kau tidur lama sekali." Ujar Elise hati - hati sambil tersenyum ramah.

"Aku tidak bisa tidur semalam lalu aku datang kemari. Seharusnya aku tidak melakukannya, aku menyesalinya." Sahutnya cepat. Ia segera membenahi diri kemudian keluar dari kamar Kenneth.

"Mandilah, Yang Mulia. Aku akan menyiapkan makan siang untukmu."

"Makan siang ? Apa kau serius ini benar - benar sudah memasuki jam makan siang ?" Margaret terkejut dua kali.

"Aku serius, Yang Mulia." Elise tersenyum disana.

"Baiklah, aku harus kembali ke Monza. Aku tidak boleh berlama - lama disini."

"Kau sudah sudah bangun ?"

Margaret terkejut untuk ketiga kalinya ketika ia mendengar suara Kenneth disana. Wajahnya menjadi pucat seketika saat Kenneth memergoki bahwa Margaret baru saja bangun tidur, sesiang ini. Entah apa yang akan dikatakan lelaki itu selanjutnya.

"Tinggalkan permaisuri disini, bawa bajunya kemari." Ujarnya singkat sembari melirik Elise. Wanita itu hanya mengangguk kemudian pergi dari sana.

"Yang Mulia, aku minta maaf. Aku tidak tahu bahwa aku tidur selama itu. Aku..."

"Margaret, tenanglah. Apa yang kau takutkan memang ?" Potong Kenneth cepat. Sepertinya lelaki itu tak mempermasalahkan hal ini. Kenneth beranjak duduk di sofa sementara Margaret masih tetap berdiri sambil menunduk takut.

"Duduklah. Mengapa kau berdiri disana ?" Suruhnya. Margaret mendekati Kenneth kemudian duduk di sebelah lelaki tersebut.

"Makan siang sedang disiapkan. Kau bisa mandi lalu ikut makan bersamaku disini. Aku tidak akan kembali ke istana lagi setelah ini. Beberapa urusan telah selesai sehingga jadwalku longgar." Ujarnya. Margaret hanya mengangguk pelan. Ia masih menutup mulutnya karena ia masih merasa bodoh karena bangun di siang hari.

"Yang Mulia, pemandianmu sudah siap." Seorang pelayan datang dengan wajah sopannya. Sekali lagi Margaret hanya mengangguk, membuat Kenneth merasa bahwa perempuan itu benar - benar kesal dengan dirinya sendiri.

"Permaisuri, kau tidak perlu sekesal itu hanya karena bangun terlambat."

"Itu bukan terlambat lagi, Yang Mulia. Itu keterlaluan. Apa yang ku lakukan sebenarnya ? Mengapa kau tidak membangunkan aku saat kau bangun tadi pagi, Yang Mulia ?"

"Kau sangat nyenyak dalam tidurmu. Kau datang ke kamarku menjelang pagi sehingga aku tahu, waktu tidurmu akan bergeser. Tenang saja, tidak akan ada yang memarahimu disini." Sahutnya cepat.

"Baiklah, aku akan mandi." Margaret bangkit setelahnya karena pelayan telah menunggunya sejak tadi. Ia akan membersihkan diri kemudian makan dengan tenang bersama Kenneth.

***

Sore itu hujan tiba - tiba turun dengan deras. Ini adalah pertama kalinya Margaret melihat hujan di Dakota. Suhu semakin dingin sehingga Kenneth menyuruh para pelayan untuk menutup semua jendela dan menyalakan tiga perapian sekaligus yang tersebar di ruang kunjungan, ruang santai, dan kamarnya. Margaret tak melakukan apapun sejak tadi. Diam - diam ia mengintip hujan di sela - sela jendela. Perempuan itu sangat menyukai hujan.

COLD DAYS - Bride for The KingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang