28

1.6K 197 0
                                    

Kenneth sedang duduk di singgasananya dengan tenang saat Cedric datang menemuinya. Kenneth tahu bahwa lelaki itu akan mengabarkan bahwa Albert sedang mencarinya. Benar saja, tak ada berita yang dibawa Cedric selain mengenai Pangeran Albert.

"Dia mencarimu, Yang Mulia."

"Sebentar lagi. Aku ingin duduk sebentar saja."

"Ia juga mencari..."

"Berhenti, jangan rusak hariku." Kenneth sudah tahu apa yang akan dikatakan lelaki tersebut sehingga ia langsung memotongnya begitu saja. Cedric spontan diam menunduk saat Kenneth berkata demikian. Ia tak akan melanjutkan kalimat yang bisa membuat raja memarahi orang se istana.

***

Albert memperhatikan ruang raja secara keseluruhan. Bila rumor mengatakan bahwa Whitemouttier diselimuti oleh kemewahan, maka hal tersebut benar adanya. Albert belum melihat istana secara keseluruhan namun ruang raja sudah mencerminkan semuanya. Ornamennya pasti dikerjakan oleh perancang terbaik di dunia. Emas ada dimana - mana. Bahkan cangkir yang ada yang di atas meja kerja raja terbuat dari emas murni. Albert memang harus memberikan tepuk tangan untuk Keluarga Days. 

"Yang Mulia, senang bertemu denganmu kembali." Sapanya ramah. Kenneth hanya mengangguk, tak menyukai basa - basi seperti itu.

"Duduklah Pangeran Albert. Tidak setiap hari kau bisa mendapat kesempatan untuk berkunjung kemari bila kau menjadi raja kelak." Kenneth menyindirnya dengan halus, sangat halus hingga bisa membuat Cedric menahan tawanya dari belakang. Albert sudah lama menjadi putra mahkota namun tak kunjung naik takhta menjadi raja. Albert sendiri berusaha membalas sindiran Kenneth namun ia belum punya bahan yang tepat. Kenneth beranjak dari kursinya menuju sofa yang bersebrangan dengan Albert.

"Aku kemari atas perintah rajaku, Yang Mulia. Kita akan berdiplomasi mengenai batas wilayah."

"Ada apa dengan batas wilayah ? Bila Volta ingin berdiplomasi mengenai batas wilayah, seharusnya rajamu sendiri yang datang menemuiku."

"Rajaku memberikan tugas ini padaku karena ia ingin aku mengetahui kelanjutan diplomasinya."

"Baiklah. Terserah bila itu perintah rajamu." Sahutnya singkat.

"Raja ingin membuat kesepakatan baru."

"Bila tidak menguntungkan untukku maka aku tak mau mendengarnya." Kenneth berusaha terdengar tenang namun nada bicara lelaki itu seakan ingin membunuh lawan bicaranya saat itu juga.

"Ini menguntungkan untukmu." Albert tersenyum penuh maksud disana.

"Rajaku bersedia memberikan seluruh wilayah subur di daerah perbatasan, menjadi milik Whitemouttier seutuhnya. Kau juga bisa membangun relasi yang kuat dengan kami, Yang Mulia." Tawaran itu terdengar menggiurkan namun Kenneth Days bukan orang yang bisa dikelabuhi dengan mudah.

"Dengan menikahi adikmu, begitu ?" Senyuman Kenneth tak kalah licik, membuat Albert terdiam seketika.

"Aku menolaknya." Ujarnya pelan namun sangat tegas.

"Kau bisa kembali sekarang, Pangeran Albert. Kabarkan pada rajamu bahwa batas wilayah tetap seperti awal dan aku tak mau negosiasi apapun yang menyangkutpautkan pernikahan."

"Bukankah Putri Amber adalah kandidat baik, Yang Mulia ?"

"Aku tak punya kandidat. Permaisuriku hanya ada satu. Kau sudah pernah bertemu dengannya." Kenneth segera menuju pembicaraan inti. Ia tak suka mengulur waktu. Inilah yang diinginkan Albert sejak tadi, pembicaraan mengenai Margaret.

"Putri Margaret ? Aku belum bertemu dengannya, saat ini." Albert tersenyum disana.

"Berani sekali kau mengirim adikmu kemari dengan perintah konyol seperti itu. Aku tidak akan pernah melupakannya Pangeran Albert, dimana kau mengancamku dan menawarkan adikmu sebagai penengahnya lalu berusaha menjadikan permaisuriku sebagai barter. Kau kira aku akan membiarkannya ?" Kenneth sudah lama memendam hal tersebut dan akhirnya ia punya kesempatan untuk meluapkannya. Albert nampak canggung, tak menyangka Kenneth akan mengungkit hal tersebut.

COLD DAYS - Bride for The KingWhere stories live. Discover now