38

1.6K 183 0
                                    

"Apa ini ?" Margaret membuka sendiri peti tersebut lalu mengambil salah satu tumpukan kain yang berada disana.

"Ini adalah pakaian yang dipakai oleh Yang Mulia Raja saat ia masih bayi dulu."

"Benarkah ?" Ia memekik terkejut.

"Yang ini, aku menyulamnya sendiri." Helena mengambil sebuah jaket kecil berwarna krem yang terlihat sangat manis bagi Margaret hingga berhasil membuat perempuan itu berkaca - kaca.

"Ibu suri..." Margaret meletakkan pakaian tersebut kemudian memeluk Helena erat - erat.

"Terima kasih." Ujarnya dengan sangat tulus.

"Tak apa. Aku tidak ingin semua kenangan ini hilang begitu saja. Sebuah kenangan baik harus diwariskan."

Kenneth hanya memperhatikan dari belakang sebelum akhirnya ia turun bersama Cedric. Setelah melihat apa yang baru saja ibu suri berikan pada Margaret, Kenneth sadar akan sesuatu. Mereka benar - benar membentuk sebuah keluarga dengan seorang bayi menunggu untuk dilahirkan. Dan sampai saat ini juga Kenneth belum bisa menyampaikan apa yang seharusnya Margaret dengar sejak awal. Mengenai pengakuan dosanya, keserakahannya, cintanya, dan semua bayangan tergelap dari diri Kenneth sendiri. Mungkin lelaki itu sesekali menyinggung hal buruk di masa lalu sekalipun ia tak pernah menjabarkannya dengan lengkap. Tetapi akan selalu ada hal - hal lain, hal pribadi yang tak akan Kenneth ceritakan pada siapapun. Itu adalah sekat terakhirnya dengan Margaret. Untuk bisa membuang sekat tersebut, ia harus berserah diri di depan Margaret, membiarkan perempuan itu melihat semuanya secara langsung sehingga tak ada batas lagi di antara mereka.

***

"Kau tahu apa kesalahan yang kau perbuat ?" 

Rowena menjadi pucat seketika. Ia hanya diam sambil menunduk ke bawah saat seorang prajurit menggeretnya ke ruang raja. Kenneth duduk di mejanya, memperhatikan setiap kata dari interogasi yang dilakukan oleh Cedric.

"Jawab aku ketika aku bertanya !" Bentaknya dengan keras.

"Aku tidak tahu, tuan." Jawabnya singkat. Kenneth tak melihat tanda - tanda pembelaan disana. Ia tahu sebenarnya Rowena sudah sadar akan kesalahan yang telah ia perbuat.

"Apa yang ibu suri perintahkan padamu ?"

"Mencari kebenaran isu yang beredar saat itu dengan memata - matai Putri Margaret secara langsung." Wanita itu tampaknya sudah pasrah akan hukuman yang menantinya.

"Apakah dalam perintah tersebut ibu suri menyuruhmu untuk melihat langsung ke dalam kamar permaisuri ? Kau tahu maksudku." Cedric memberi kode padanya karena tak mungkin ia bertanya secara eksplisit. Jelas - jelas Kenneth duduk di tempatnya saat ini.

"Tidak." Ujarnya singkat. Baik Kenneth dan Cedric menegas detik itu juga.

"Kau sadar, kau telah melakukan kejahatan yang besar. Kau baru saja mempermalukan keluarga kerajaan. Kau sedang mencoreng nama rajamu sendiri." Sedetik kemudian Rowena menoleh dengan matanya yang berkaca - kaca.

"Aku hanya ingin memastikan apakah seorang raja pun bisa melakukan hal seperti itu. Ternyata memang benar dugaanku. Semua lelaki sama saja, baik itu raja sekalipun. Hanya saja permaisuri beruntung karena ia terlahir sebagai seorang putri. Bila ia sepertiku, ia juga pasti akan ditinggalkan bukan ?" Matanya terpaut pada Cedric untuk waktu yang cukup lama.

"Kau kurang ajar sekali." Kenneth menggertaknya, menghentikan koneksi di antara Rowena dan Cedric seketika. Pasalnya apa yang dituduhkan Rowena adalah konteks yang berbeda dengan apa yang ia alami. Kenneth tak tidur dengan banyak perempuan dan hanya Margaret yang dikunjunginya, otomatis menjadikan perempuan itu sebagai permaisurinya.

COLD DAYS - Bride for The KingWhere stories live. Discover now