20

2.3K 267 6
                                    

Desas - desus menyebar sangat cepat di kalangan istana. Putri Amber tak gentar mendekati Sang Raja walaupun lelaki itu selalu menghindar terang - terangan. Cedric bahkan harus memperingati perempuan itu untuk menjauh dari raja tetapi Amber tak pernah menggubrisnya sebelum ia mendengar sendiri dari mulut Kenneth bahwa lelaki itu telah memiliki kekasih. Amber tak sepenuhnya percaya pada ibu suri mengingat ia sudah menjelajahi seluruh istana namun ia tak menemukan kekasih Sang Raja.

"Dimana raja menyembunyikan kekasihnya ? Siapa perempuan itu sebenarnya ?" Ia menggumam pelan sambil bertanya - tanya siapa yang berhasil memikat hati Kenneth Days, pemimpin dari kerajaan terbesar di dunia, Whitemouttier.

"Apa benar dia sudah memiliki kekasih ?" Amber menggebrak pelan meja riasnya sendiri. Ia hampir gila disini hanya karena memikirkan ucapan Helena. Melihat sikapnya kemarin padanya, sepertinya Helena tak akan mau membantunya untuk mendapatkan Kenneth. Sekarang harapan satu - satunya Amber berada pada Viktor.

***

"Yang Mulia, aku akan turun ke bawah untuk mengirim pakaian kotor. Apa kau mau menitip sesuatu ?" Tanyanya sambil membenarkan perapian di kamar Margaret. Akhir - akhir ini memang sangat dingin sekali hingga mereka perlu menyalakan perapian bahkan di pagi hari.

"Tidak ada. Katakan saja pada Yang Mulia Raja bahwa aku merindukannya."

"Yang Mulia, kau sudah mengatakannya berkali - kali padaku. Bagaimana bisa aku menemui Yang Mulia Raja ?" Elise tertawa disana diikuti oleh lepasnya tawa Margaret juga.

"Ini masih berjalan dua minggu namun seperti dua tahun bagiku. Aku sangat merindukannya, Elise. Aku serius."

"Kau akan menikah, apa yang kau khawatirkan lagi ? Kau bisa bertemu sepuasnya dengannya, menggandeng Yang Mulia Raja di depan banyak orang, dan masih banyak lagi hal yang bisa dilakukan oleh pasangan suami istri."

"Namun aku memiliki janji pada diriku sendiri. Sebelum aku menikah dengan Yang Mulia Raja, aku harus menemui ibu suri terlebih dahulu. Aku harus tahu apa alasannya ia tak menyukaiku." Spontan Elise menoleh dengan tatapan tegasnya saat Margaret berkata demikian.

"Jangan memancing masalah. Yang Mulia Raja melarangmu menemuinya."

"Tanpa sepengetahuannya, tentu saja. Aku tidak sebodoh itu."

"Dan kau yakin hal tersebut tidak sampai di telinga Yang Mulia Raja ? Putri Margaret, jangan sampai kau menghancurkan hidupmu yang indah ini."

"Elise, aku tidak akan pergi menemui ibu suri bila bukan karena aku sadar bahwa ia adalah ibu dari Yang Mulia Raja sendiri. Kami akan menjadi keluarga, aku tidak bisa bermusuhan dengan keluargaku sendiri."

"Baiklah, baiklah. Kau benar." Elise kalah dalam perdebatan tersebut.

"Kau bisa menemuinya namun aku akan memastikan keadaan di istana terlebih dahulu. Kau tidak bisa turun bila kondisi istana sedang memanas, Yang Mulia." Imbuhnya lalu ia mengangkat keranjang baju kotor keluar dari kamar Margaret. Margaret hanya menghela nafas kemudian kembali menyulam.

***

Pelayan - pelayan disana melihat Elise dengan tatapan anehnya. Elise bingung sejenak, mengapa mereka menatapnya seperti itu ? Ia berusaha mencari Marriandra namun ia tak bisa menemukan wanita tua itu di sekitar sini.

"Ada apa ini ?" Elise berani menanyakannya.

"Apakah Putri Margaret baik - baik saja ?" Salah satu dari mereka berani membuka suaranya.

"Tentu, Yang Mulia baik - baik saja." Sahut Elise tegas.

"Apa kau sudah mendengar berita akhir - akhir ini ?" Tanya seorang perempuan di ujung sana dengan ragu - ragu.

COLD DAYS - Bride for The KingWhere stories live. Discover now