Bagian 4

15.3K 386 12
                                    

Komang kemudian kembali menindih Ferdian. Ferdian merasakan sentuhan langsung badan Komang ke badannya dan yang membuatnya merasakan sensasi yang luar biasa adalah ketika kontol Komang yang sudah berdiri sempurna itu bergesekan dengan kontolnya.

Komang kembali mencium bibir Ferdian, ciuman penuh dengan rasa nafsu yang berusaha diimbangi oleh Ferdian. Setelah puas mencium Ferdian, bibir Komang kemudian turun ke leher Ferdian, dijilatinya leher tersebut. Ferdian sendiri terus mendesah-desah, kedua tangannya sibuk mengelus elus punggung Komang. Komang kemudian mengangkat tubuhnya dan menggeser ke atas, Ferdian mengerti apa yang dimaui oleh Komang, diremasnya dada Komang lalu dihisapnya putingnya Komang bergantian kiri dan kanan.

"Owwwwhh .... Feeerrr ... Anjing looo .. Anjiinngg .. Enaaakkhh Feeerr .. Aaaahh ... Ngentootttt .... Ssshhh .. Ssshhh ... Teruuuss Feeerrr .. "

Ferdian terus mengisap putingnya Komang, semakin semangat mendengar racauan Komang.

Komang kemudian duduk di dada Ferdian, diambilnya bantal lalu ditaruhnya bantal itu di belakang kepala Ferdian. Dua bantal sehingga kepala Ferdian menjadi tegak lebih tinggi dari dadanya. Komang kemudian maju dan mengarahkan kontolnya ke mulut Ferdian. Ferdian kemudian menggenggam kontol Komang mengocoknya perlahan.

"Aaahhh ... Sshhh .. njiiiingggg .... Nikmaaattthhh .. "

Ferdian kemudian memasukkan kontol Komang ke dalam mulutnya dan memainkan lidahnya menyapu seluruh bagian kepala kontol Komang. Dimainkannya lidahnya di lubang kencing Komang kemudian dihisapnya kontol itu. Komang memaju mundurkan kontolnya, tampak dia menjaga agar Ferdian tidak tersedak karena dia sadar ukuran kontolnya akan membuat Ferdian tersedak jika dipaksakan masuk semua.

"Feeeerrrr .... Ngentooottt loooo ... Enaaaakkh Feeerr enaakkk ... Arrgghh angeeettt ... Ssshh .. isep terus kontol gueee Feeerrrr ... Aahhh Aaahh Aaahh ... Sssshh .. "

Ferdian tidak berhenti mengisap kontol Komang sambil tangannya meremas-remas dada Komang dan memainkan putingnya dengan memelintir putingnya Komang.

Komang kemudian menarik kontolnya dari mulut Ferdian, dia merasa akan segera keluar. Dia tak mau cepat-cepat menyelesaikan permainan ini.

Ditariknya Ferdian ke pinggiran tempat tidur lalu setelah itu dia kembali mengambil bantal dan mengganjal pantat Ferdian dengan bantal itu. Komang kemudian jongkok dan meludahi lubang pantat Ferdian.

"'mang, pelan pelan yaa."

Komang tersenyum pada Ferdian lalu kontolnya yang sudah basah oleh ludah Ferdian perlahan-lahan diarahkan ke lubang pantat Ferdian dan didorongnya.

"Komaaangghh .. Ssaakkiitthhh ... Pelaaannnhh .. Ooowwhh .. "

Ferdian merasakan kontol jumbo itu menerobos lubang pantatnya. Komang terus berkonsentrasi mendorong kontolnya masuk ke dalam pantat Ferdian, tubuhnya mulai berkeringat. Dadanya terlihat basah dan dari lehernya mengalir keringat. Ferdian menyukai pemandangan didepannya.

Setelah dirasakan kontolnya masuk semua, Komang kemudian mendiamkan kontolnya itu didalam pantat Ferdian.

"Sshhh .. Ooohh .. Feerrr .. sempitthhh .. enaaakkhh ... Tahaaan yaa taahaannn, nanti juga kamu ngerasain enaaknya kontol gueeehh .. "

Komang kemudian mulai menggenjot kontolnya maju mundur. Ferdian merasakan sakit dan perih pada lubang pantatnya dan perasaan mengaduk pada perutnya. Ditahannya perasaan itu dan dicobanya untuk melemaskan badannya.

"Hoohh ... aaahh ... aaahhh ... Ssshhh .. Ssshh ... ngentotin elooo kayak ngentot memekkhh perawaann Feeerrr .. sempiitthh .. anjinggggg enaaaakkhhhh .. hooohh anjiiingggghhhhh ... "

"Komaaangggh ... Aaahh .. Aahh .. Ssshh ... Ssshh ... Aahh .. Komaaanggghhh ... Ooohhhh ... "

Komang sambil menggenjot dia mengisap kedua putingnya Ferdian bergantian. Ferdian merasakan sesuatu dalam lubang pantatnya yang tersentuh oleh kontol Komang yang menyebabkan dia merasakan nikmat yang aneh.

Lima belas menit kemudian Ferdian merasakan ingin keluar. Orgasme.

"Komaaanggghh udaaaahhh udaaahh aaaah aku keluaarrrhh keluaaarrhhh ... Aaaaahh Komaaanngggghhhhh ... Sayaaaanngggghhhh .. "

Croooootttt ... Crooottt .. Crooott ..

Air mani Ferdian menyembur berkali kali dari kontolnya membasahi dada dan perutnya. Komang terus menggenjot dan merasakan kontolnya seperti dijepit dipijat karena orgasme dari Ferdian.

"Aaaarrggghhhh ..... Anjiiingggghhhh ... Aaahhh .. Babiiiiii ngentooooottt ... Niihhhh mani gueeee rasaaaiiinnn .... Jeboool memekkhh loo samaaahh kontoollhh gueeeeeehhh ... Aaaaaahh ... Anjiiiiiiinggggghhhhhhhh ... "

Komang pun klimaks, Ferdian merasakan semburan air mani berulang ulang didalam pantatnya. Hangat.

Komang lalu menarik kontolnya dari lubang pantat Ferdian, dia kemudian langsung ke kamar mandi.

Ferdian yang masih dalam keadaan telentang dan merasakan perih di lubang pantatnya itu kemudian bangun dan duduk di pinggiran tempat tidur. Dia masih tidak percaya atas apa yang baru saja terjadi.

Komang keluar dari kamar mandi dengan keadaan telanjang, kontolnya yang masih setengah berdiri bergantung dan bergoyang goyang saat dia jalan mendekati Ferdian. Dia kemudian mengambil kaos dan celana yang dipinjami oleh Ferdian. Setelah berpakaian, diambilnya seragam basahnya itu.

"Itu permintaan maaf gue. Gue tau lo suka kontol. Ini yang pertama dan terakhir. Gue jijik lo panggil panggil sayang gitu."

Ferdian terdiam mendengar kata-kata Komang, ada rasa sakit kembali tertoreh didalam hatinya.

"Gue balik. Besok gue balikin baju lo. Ingat, kalo sampai hal ini bocor, gue bakalan hajar lo. Lo udah liat badan gue dan kontol gue, besok besok kalo lo mau gue entot, lo coli aja sambil bayangin gue."

Komang berkata sambil tertawa mengejek. Lalu dia meninggalkan kamar Ferdian.

Ferdian masih tetap duduk di pinggiran tempat tidur. Matanya panas, hatinya merasa sakit. Perlahan dia bangkit dari duduknya lalu berjalan ke kamar mandi. Dinyalakannya kran shower air hangat setelah itu dia membiarkan air hangat itu mengguyur kepala dan badannya. Ferdian kemudian terduduk di bawah shower. Menangis.

KomangWo Geschichten leben. Entdecke jetzt