Bagian 32

5.4K 168 0
                                    

Komang mengisap rokoknya dalam dalam. Setelah pertemuan di ruangan ibu kepala panti sosial, Komang kemudian berjalan ke arah belakang panti sosial, ada satu tempat yang biasa dia duduk disitu berlama lama sambil menikmati rokoknya dan terkadang dia tertidur.

Jelang sore Komang kemudian bangkit dari duduknya lalu berjalan menuju ke kamarnya. Dilihatnya dari jauh ibu kepala panti sosial sedang berbicara dengan seorang anak muda yang seumuran dengannya. Komang tersenyum, dia sekarang mengerti kenapa ibu kepala panti begitu mudah memberikan ijin untuknya membantu Pak Sapta.

Komang kemudian kembali ke kamarnya, dia mengambil handuk dan setelah itu dia berjalan masuk ke dalam kamar mandi. Dibukanya baju dan celananya setelah itu dia mengguyur tubuhnya dengan air dingin dari bak di kamar mandi itu. Setelah badannya basah, dia mulai meremas kontolnya perlahan sambil dikocoknya kontolnya itu.

"Aaaah ... Sssshh .. Aaahh ... Diaaann .. Aaaahh .. Teruusssshh .. Ngenttooottt anjiinggghhh .. Gue kangeenn bangettt sama looo ... Aaaahhh ... Diaaaannn .... Ssshh ... Gue entoootthh loo sekarang yaahh ... Ssshh ... Aaahh ... Kontolllll .... Memek loo sempitttthhh ... Aaahhh ... Aaahhh ... Aaaah gue iseep putingnya llooo ... Aaahh Diaaaann ... Ssshhh .. Shhhh ..."

Komang terus mengocok kontolnya dan tangannya yang satu lagi memelintir putingnya, dia terus mendesah sampai kemudian dia merasakan bahwa dia akan segera klimaks.

"Aarrgghh .. Gue mau keluaarrrhh, Diaaaannnnn, aaaahh .. Anjiinggghhh ... Enaaakkkhhh .. Bangsaattthhh .. Gue keluaarrhhhh .. Hoooooohhh .. Arrgghhh ... Aarrrhh .. "

Kontol Komang yang sedang dikocok olehnya sendiri berdenyut dan kemudian air mani muncrat berkali kali. Komang menarik napas panjang, tangannya masih mengurut urut kontolnya. Setelah itu dia mengguyur badannya. Mandi.

***

Ferdian duduk di depan toko orang tua Felix sambil menikmati sebotol minuman dingin. Dilihatnya Felix yang sedang sibuk membantu ibunya membereskan barang barang toko yang baru saja datang dari grosir. Entah kenapa pikirannya tiba tiba merasa kangen pada Komang. Tak lama kemudian Felix duduk disebelahnya.

"Lo mau pulang atau nanti bareng gue? Kalo mau pulang sekarang, gue anter."

"Enggak, nanti aja."

Felix mengambil botol minuman dingin dari tangan Ferdian, kemudian dia meneguk habis minuman itu.

"Lhaa kok diabisin sih?"

"Yaa kalo mau tinggal ambil lagi. Ribeett daaaahh."

Ibu Felix keluar dari toko, dilihatnya anaknya yang sedang mengobrol.

"Ibu pulang duluan. Nak Ferdian nanti ikut makan malam di rumah. Ada perayaan kecil."

Ferdian berdiri dan tersenyum.

"Siapa yang ulang tahun?"

Ibunya Felix tertawa.

"Ayah sama ibu. Kami merayakan ulang tahun perkawinan. Sederhana aja kok. Mau yaa, Nak Ferdian?"

Ferdian mengangguk.

"Ibu pulang duluan yaa."

Felix mengantar ibunya sampai ke pintu taxi online yang sudah dipesan oleh ibunya. Setelah ibunya berlalu dari hadapannya. Felix kembali masuk ke toko. Dia membuka kaos yang dipakainya. Lalu dia memasukkan barang barang ke dalam tokonya.

"Tutup?"

Ferdian bertanya pada Felix sambil berdiri dari duduknya dan kemudian masuk ke dalam toko.

"Mau dibantuin?"

Felix tertawa.

"Enggak usah. Kasian nanti badan kamu pegal pegal angkat yang berat berat. Sebentar juga ini selesai kok."

KomangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang