Bagian 9

10.9K 293 2
                                    

Keesokan harinya Ferdian berangkat sekolah dengan perasaan senang. Mungkin karena apa yang telah terjadi pada hari sebelumnya.

Di kelas Komang bersikap seperti biasanya. Cuek. Tapi Ferdian mengerti bahwa sikap Komang itu untuk menutupi hubungan mereka berdua. Pada saat istirahat ketika Ferdian sedang membeli mie bakso favoritnya, terlihat Aldo yang terus terusan menatap Ferdian. Dari jauh mata Komang melihat bahwa Aldo sepertinya akan berbuat hal yang tidak menyenangkan pada Ferdian. Dia kemudian berjalan ke arah Aldo.

"Aldo, pulang sekolah mau kemana lo?"

"Eh, 'mang, gue kayaknya ngga ada acara. Kenapa emang?"

"Main bilyard yuk."

"Boleh. Berangkat bareng yaa. Ajak anak-anak."

Komang terus mengajak bicara Aldo sampai dilihatnya Ferdian sudah duduk dan menikmati mie baksonya.

Bel tanda istirahat usai berbunyi.

Aldo berjalan menuju kelasnya bersama teman-temannya termasuk Komang. Ketika melewati meja tempat Ferdian duduk, Aldo mengeplak kepala Ferdian. Ferdian diam menunduk. Aldo tertawa tawa. Komang yang berjalan bersama Aldo tak melakukan apa apa, pandangan matanya lurus tak melihat ke arah Ferdian.

Ketika bel tanda pelajaran usai dan waktunya pulang, Ferdian merapikan buku bukunya dan kemudian memasukkannya kedalam tasnya. Komang yang duduk disebelahnya kemudian menaruh secarik kertas lalu dia segera beranjak berdiri dan pergi keluar kelas. Ferdian mengambil kertas tersebut dan membukanya.

'Tunggu 15 menit baru lo jalan balik. Gue amanin Aldo dulu.'

Hati Ferdian berdebar. Entah kenapa mukanya memerah. Dia tersenyum.

Ferdian berjalan keluar kelas lalu menyusuri lorong sekolah perlahan. Dilihatnya jam tangannya. Sudah lima belas menit. Ketika dia sampai di pintu gerbang sekolah dia melihat Komang dan Aldo serta teman-teman gank-nya itu lewat didepan sekolah dengan motor.

Sesampainya di rumah, Ferdian segera masuk kedalam kamarnya. Dilemparnya tasnya di pojokan kamar, dibukanya sepatunya kemudian Ferdian rebahan di tempat tidur.

Pak Wimang mengetuk kamar Ferdian. Tak ada jawaban, dia kemudian membuka pintu kamar Ferdian, dilihatnya anak majikannya itu sedang rebahan diatas tempat tidur.

"Dian?"

Ferdian tak menjawab. Pak Wimang masuk kedalam kamar lalu menutup pintunya. Pak Wimang berjalan mendekati Ferdian, dilihatnya Ferdian yang lagi tidur. Pak Wimang menggeleng-gelengkan kepalanya.

Pak Wimang kemudian membuka lemari baju Ferdian, diambilnya celana boxer dan kaos tanpa lengan setelah itu dia membuka celana sekolah Ferdian, ditariknya celana itu hingga lepas lalu dibukanya kancing kemeja sekolah Ferdian.

Ferdian terbangun, dilihatnya Pak Wimang sedang membuka kancing bajunya.

"Mamang?"

Pak Wimang tersenyum.

"Iya, mamang masuk Dian lagi tidur belum ganti baju. Ini mamang mau gantiin baju Dian. Ayok duduk dulu biar mamang bisa buka baju sekolah Dian terus Dian pakai kaos rumah."

Ferdian kemudian duduk. Pak Wimang kemudian membuka kemeja sekolah Ferdian. Mukanya tepat didepan muka Ferdian. Tangan Ferdian kemudian mengelus dada Pak Wimang yang mengenakan kaos singlet.

"Kok keringetan, Mang?"

"Abis ngosek kamar mandi bawah."

Bau laki laki yang terpancar dari badan Pak Wimang membuat kontol Ferdian mulai menegang. Pak Wimang setelah membuka kemeja sekolah Ferdian kemudian menarik kaos dalam yang dipakai Ferdian. Ferdian mengangkat kedua tangannya. Ketika kaos dalam terlepas, Pak Wimang tertegun, melihat tubuh Ferdian yang berkulit putih bersih itu. Mendadak tangan Pak Wimang mengelus putingnya Ferdian. Ferdian menatap Pak Wimang,napasnya mulai sedikit memburu. Tiba-tiba handphone Ferdian berbunyi. Ferdian mengambil handphonenya yang tergeletak didekat bantal ia tidur tadi. Dilihatnya ada pesan masuk.

KomangTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang