Bagian 5

12.9K 299 1
                                    

Keesokan harinya ketika masuk sekolah, di kelas Ferdian diam tak berkata apa-apa. Rasa sesak di dada dan sakit yang dia rasakan masih terasa. Semalam jika tidak diangkat oleh Pak Wimang, tukang kebunnya, Ferdian mungkin masih berada di bawah guyuran shower.

Badannya sedikit hangat dan mukanya agak pucat. Memasuki jam ketiga setbelum istirahat, Ferdian memutuskan untuk pulang, dia menuju ke kantor guru, mencari guru piket dan meminta surat ijin untuk pulang. Guru piket yang melihat Ferdian agak pucat kemudian mengijinkan dia untuk pulang.

Ferdian berjalan meninggalkan sekolah. Dia kemudian memutuskan untuk meminta Pak Wimang untuk menjemputnya. Tak lama setelah ditelepon oleh Ferdian, Pak Wimang datang mengendarai motornya. Ferdian kemudian naik ke motor Pak Wimang.

Sesampainya di rumah, Pak Wimang kemudian menemani Ferdian ke kamarnya diatas. Ferdian yang merasa lemas kemudian langsung merebahkan badannya di tempat tidur. Pak Wimang kemudian menutup tirai-tirai kamar Ferdian setelah itu ia membuka sepatu Ferdian, melepaskan kaos kakinya lalu dia berjalan ke lemari baju Ferdian, diambilnya baju kaos berbahan dingin dan celana boxer.

Pak Wimang kemudian membuka celana Ferdian, Ferdian tidak menampik ataupun menolak, dia hanya diam, badannya terlalu lemas. Setelah membuka celana Ferdian, Pak Wimang kemudian memakaikan celana boxer tersebut, ditariknya kedua tangan Ferdian perlahan lalu setelah Ferdian duduk, dia menarik sweater yang dipakai Ferdian, membuka kancing baju kemeja sekolahnya, menarik kaos dalam yang dipakai Ferdian setelah itu dia memakaikan kaos tidur dan merebahkan kembali Ferdian. Pak Wimang kemudian menyelimuti Ferdian.

"Mas Dian istirahat yaa, mamang ke bawah sebentar bikin teh panas."

Ferdian hanya mengangguk lalu memejamkan matanya.

Tak lama Bi Isur masuk ke kamar membawa teh panas.Diletakkannya teh panas itu di nakas samping tempat tidur Ferdian. Lalu Bi Isur keluar kamar perlahan-lahan. Pas sampai di pintu kamar didengarnya suara Ferdian.

"Bi, mamang mana?"

"Ada, Mas Dian, dibawah. Kenapa? Mas Dian mau apa?"

"Ngga mau apa-apa. Mau istirahat aja. Mamang suruh sini, bi, temenin Dian."

"Iyaa, bibi panggil sekarang."

"Bi."

"Iya, Mas Dian."

"Jangan telepon ke ayah sama bunda yaa. Dian cuman butuh istirahat doang kok."

Bi Isur mengangguk lalu keluar dari kamar.

Pak Wimang masuk ke dalam kamar Ferdian setelah diberitahu oleh Bi Isur bahwa Ferdian mencarinya.

"Mas Dian."

"Mang, mamang sini aja temenin Dian yaa sampai Dian tidur."

Pak Wimang kemudian masuk dan menutup pintu kamar setelah itu dia duduk ditempat tidur lalu dipegangnya dahi Ferdian. Masih hangat.

"Mamang gosokin minyak kayu putih yaa abis itu Mas Dian tidur. Nanti bangun pasti udah enakan. Tehnya diminum yaa."

Ferdian mengangguk.

Pak Wimang kemudian mengambil botol minyak kayu putih kecil dari kantong celananya yang memang sudah dia siapkan. Lalu disibakkannya selimut yang menyelimuti Ferdian setelah itu dia menggosokkan minyak kayu putih itu ditelapak kaki Ferdian lalu diangkatnya kaos Ferdian. Pak Wimang menumpahkan sedikit minyak kayu putih ditelapak tangannya dan digosokkannya tangannya yang telah berlumur minyak kayu putih itu didada Ferdian.

Ketika tangan Pak Wimang menyentuh putingnya Ferdian, Ferdian sedikit bergerak, ada rasa sakit karena putingnya yang habis digigit oleh Komang tapi entah kenapa ada rasa lain ketika kembali Pak Wimang menggosokkan telapak tangannya ke dadanya dan jari-jarinya menyentuh kembali putingnya tersebut.

Selesai menggosokkan kayu putih, Pak Wimang kemudian menyelimuti Ferdian kembali.

"Mang, sini."

"Iyaa, Mas Dian, mamang disini, mamang tungguin sampai Mas Dian tidur."

"Enggak mau, maunya mamang sini tidur sebelah Dian."

"Aduuh, Mas Dian, pakaian mamang kotor ini abis dari kebun belum bersih-bersih."

"Ya udah, mamang buka aja celana sama bajunya, sini tidur sebelah Dian."

Ferdian sedikit merengek. Pak Wimang yang sudah hapal karakter anak majikannya ini tak lagi mau membantah. Dibukanya kaosnya dan celananya, hanya dengan memakai celana dalam Pak Wimang kemudian masuk kedalam selimut dan tidur disebelah Ferdian, canggung, tidak tahu harus bagaimana.

Ketika Pak Wimang membuka kaosnya, Ferdian tampak sedikit terkejut walau sudah sering melihat Pak Wimang memakai kaos singlet, baru kali ini dia melihat Pak Wimang dalam keadaan setengah telanjang. Badan Pak Wimang sedikit gempal dengan dada bidang yang membulat dan putingnya yang hitam itu terlihat seksi. Pak Wimang sendiri tidak terlalu tinggi. Rambutnya agak gondrong. Ada kalung emas tanpa bandulan di lehernya. Otot bisepnya terlihat jelas dan bagus karena hasil kerja keras bukan hasil fitness.

Ferdian kemudian menarik satu tangan Pak Wimang, diletakkannya tangan itu didadanya dan dipeluknya tangan itu setelah itu ia menarik napas panjang dan memejamkan matanya. Tak lama kemudian Ferdian terlelap.

KomangWhere stories live. Discover now