Bagian 19

6.9K 227 6
                                    

Ujian kenaikan kelas dijadwalkan dalam waktu tiga hari. Anak-anak banyak yang mulai terlihat lebih serius mengikuti jalannya pelajaran di kelas. Komang hampir dapat dikatakan tidak pernah lagi meninggalkan kelas kecuali pada saat jam istirahat. Hal ini membuat beberapa temannya yang satu gank dengan dia dan juga teman-teman dikelasnya menjadi heran. Namun lambat laun mereka mengerti bahwa ada perubahan yang menuju arah baik dalam diri Komang.

Walaupun belum begitu akrab, tapi Komang sekarang lebih sering menyapa duluan teman-teman sekelasnya walau hanya sekedar menyapa.

Hubungan Komang dan Ferdian tidak ada yang tahu, hanya Felix yang memang oleh Komang pada waktu itu diberitahu.

Aldo semakin menjauh, dia jarang sekali bermain dengan Komang, hampir bisa dikatakan tidak pernah. Felix sendiri sesekali masih suka bergabung jika Aldo mengajaknya untuk bermain dengan gank barunya. Iya, Aldo sekarang memiliki kumpulan baru dari beberapa anak yang sudah sukses diracuni untuk tidak menyukai Komang. Tidak ada urusan hati antara Aldo dan Komang, Aldo hanya masih belum bisa terima bahwa Komang ternyata lebih memilih Ferdian untuk menjadi temannya tinimbang dirinya.

"Kamu nanti pulang langsung pulang kan?"

Komang berkata pelan. Ferdian menoleh dan mengangguk dan terheran-heran.

"Kok tampang kamu jadi kayak gitu sih? Ada yang salah sama pertanyaan aku?"

Ferdian tak mau merusak momen. Dia hanya menggelengkan kepalanya.

"Aku nanti pulang ke rumah dulu, ambil baju sama buku buku. Aku udah ijin ibu selama ujian kenaikan kelas aku tidur di rumah kamu."

Komang berkata lagi dengan nada pelan dan pandangan ke depan. Ferdian tersenyum. Dia kemudian menulis di secarik kertas yang dia sobek dari salah satu bukunya.

'Aku tunggu di rumah. Salam buat ibu yaa. Salam hormat.'

Disodorkannya kertas yang sudah ditulisnya itu. Komang membaca dan tersenyum.

"Baik. Ini hari terakhir kalian belajar yaa. Tiga hari ke depan nasib kalian ditentukan oleh tangan kalian sendiri. Jangan bikin malu saya sebagai walikelas. Sampai ada di kelas ini yang ketahuan berbuat curang selama ujian kenaikan kelas, saya pastikan yang bersangkutan tidak akan naik kelas."

Bu Kundari masuk ke kelas sambil berkata dan berjalan ke meja guru di kelas.

"Sekarang, buka buku kalian dan lihat halaman 57. Kerjakan soal di halaman itu pada buku tugas kalian."

Hampir seluruh anak anak didalam kelas mengerang mendengar perintah dari Bu Kundari.

Braaaakkk!!!

Bu Kundari mengebrak meja guru di kelas itu dengan penghapus papan tulis.

"Tidak suka? SIlakan keluar. Pintu disana. Hidup itu mudah, mau ikuti, tidak mau silakan keluar."

Mendadak satu kelas hening dan tak ada lagi yang bicara. Yang terdengar hanya gemerisik suara kertas dari buku tugas yang sedang dibuka oleh murid murid.

***

Pak Wimang membukakan pintu pagar, Ferdian kemudian masuk dan pintu pagar kembali ditutup oleh Pak Wimang.

"Mamang, Dian lapar. Pengen nasi goreng bikinan mamang pake telor ceplok setengah mateng."

"Iyaa, mamang bikinin, sok atuh ganti baju dulu. Mau makan dimana? Di kamar?"

Ferdian menggelengkan kepalanya.

"Enggak, makan di dapur aja. Nanti Dian ke dapur abis ganti baju."

Ferdian kemudian bergegas naik ke kamarnya dan kemudian mengganti baju seragamnya dengan baju rumahan yang selalu dia pakai, kaos tanpa lengan dan celana boxer. Setelah mengganti bajunya dia kemudian turun dan duduk di kursi meja makan di dapur.

KomangWhere stories live. Discover now