Bagian 16

7.9K 238 4
                                    

Felix melihat jam dinding yang ada di toko, pukul lima sore dan Komang tak kunjung datang, demikian juga Aldo yang katanya mau ke toko.

'Palingan Komang ketiduran dan Aldo pasti lagi nggenjot.' Felix menarik napas panjang.

"Felix."

"Yaa, Bu."

"Lagi ngapain kamu?"

"Lagi main kelereng, Bu."

Ibunya Felix ketawa mendengar jawaban anaknya.

"Kebiasaan kamu itu kalo ibu tanya jawabnya ngawur."

"Lhaa ibu, udah tau Felix duduk didepan ibu, ibu lihat Felix lagi apa."

"Bentar lagi ayah jemput ibu, kamu tutup toko sendirian ngga apa apa kan?"

"Arisan lagi, Bu?"

"Hahahaha, enggak, teman proyeknya ayah ngundang selametan syukuran baru punya cucu."

Felix seperti biasa mengacungkan jempolnya tanda setuju. Baru saja ibunya selesai bicara, terdengar suara klakson motor didepan toko.

"Buuuu, tuh ayah udah jemput."

Ibunya Felix bergegas mengambil tasnya dan kemudian keluar toko menghampiri ayah.

"Hati-hati, 'yah."

"Siap. Kamu tutup toko sendiri yaa. Langsung pulang."

"Siap."

Kemudian motor itu melaju meninggalkan toko. Felix masuk kedalam toko bersiap-siap untuk menutup tokonya.

Setelah selesai menghitung uang dan membereskan barang-barang yang dipajang diluar dimasukkan ke dalam toko, Felix kemudian menutup toko. Setelah itu dia lalu menutup pintu belakang dan menguncinya. Felix kemudian menyalakan mesin motornya dan pulang.

Sesampainya di rumah, dia kemudian mengirimkan pesan melalui handphonenya ke Komang yang mengatakan bahwa dia sudah di rumah, takutnya Komang sudah dalam perjalanan ke toko, pesan yang sama pun dia kirimkan ke Aldo.

Felix kemudian masuk ke dalam kamarnya. Dibukanya semua bajunya kecuali celana dalamnya. Dia kemudian mulai melakukan push up dan sit up. Setelah keringat membanjir di tubuhnya dia merasa cukup dan berhenti. Dia berdiri di depan kaca dan bergaya seperti binaraga, pose yang selalu dilakukannya setiap kali didepan kaca.

Dilepasnya celana dalamnya. Kontolnya yang masih dalam keadaan lemas menggantung dengan indahnya. Felix kemudian meremas-remas kontolnya. Tangannya mengusap usap dadanya,sesekali dimainkannya putingnya itu. Dia mendesah. Lalu berjalan ke tempat tidur. Felix rebahan.

"Ssshh .. Aaahh .. Aahh ... Anjirrrr enaaakkhh .. Ssshh .. Teruussss dooonggghh ... Aaah iseeepph kontol gueeee .. Iseeepphh ... Aaarggghh .... "

Felix terus meremas-remas kontolnya sampai berdiri sempurna setelah itu mengocoknya. Tangannya terus memainkan putingnya.

"Hooohh ... Aaahh ... Gueee kenyoottthh niiih susu lloooo ... Aaahh ... Sluuurrpp .. Aah .. Susu looo bikin gueehh on iniiihh ... Aaahhh ... Ngentttootttt ... Kontooolll ... Gue eweeee loo yaa sekaraanggghh ... "

Semakin lama intensitas mengocok Felix semakin cepat.

"Euuuhh ... Arrgggghh .... Muncraattttttttt ... Gueee keluaarrrrrrhh .... Aaarggghh .. Sssshh ... Osaaaaaaaaaaaahhhh .. Anjiiingggg looooo ... "

Kontol Felix menyemburkan air mani berkali kali membasahi perut dan dadanya, muncratan pertama mengenai pipinya.

Felix terus meremas-remas sampai kontolnya kembali lemas. Dia menarik napas panjang kemudian bangkit dari tempat tidurnya dan berjalan keluar kamar menuju kamar mandi.

KomangWhere stories live. Discover now