Bagian 20

7.4K 221 4
                                    

Ujian kenaikan kelas selesai dilaksanakan selama tiga hari.

Ferdian tampak menarik napas lega ketika bel tanda ujian hari terakhir berbunyi. Kelegaan dalam dirinya karena apa yang dia ajarkan pada Komang dan Felix setiap malam sebelum ujian pada keesokan harinya semenjak hari pertama ternyata hampir lebih dari 80 % keluar di soal soal ujian.

"Kamu mau ngga makan di rumah nanti malam?"

Komang bertanya sambil membereskan buku bukunya dan memasukkannya ke dalam tas.

"Di rumahku? Eh maksudnya gimana? Di rumah kamu?"

Komang tertawa.

"Iyaa, di rumah aku. Ibu bikin nasi kuning syukuran katanya ujian kenaikan kelas udah selesai dan ibu sok yakin banget kalo nilai aku bagus. Hahahaha."

Ferdian ikut tertawa.

"Yaa nanti aku ke rumah jam 7an yaa, aku nanti minta antar mamang ke rumahmu."

Felix tiba tiba muncul dari arah belakang mereka berdua.

"Lhaa ngapain ngerepotin Mamang Wimang, udah nanti gue jemput aja."

"Lhaaa mendadak muncul elo yaaak. Seriusan lo bakalan jemput Dian?"

"Asal Ferdiannya mau dijemput gue yaa gue kan okay aja. Santai."

Ferdian geleng geleng kepala melihat tingkah dua orang sahabat itu. Hatinya entah merasa hangat dan nyaman berada diantara dua orang itu.

"My honey, mau nggak dijemput Felix?"

"Komang ih .. Malu."

Komang dan Felix tertawa terbahak bahak melihat wajah malu Ferdian ketika mendengar Komang memanggil dengan panggilan kesayangannya.

"Alaaah dia ini, dia itu udah apal banget sama kelakuan aku."

"Felix sekarang kemana? Langsung pulang apa ke toko?"

"Langsung pulang. Kenapa emang, Fer?"

"Nebeng dong."

Felix mengacungkan jempolnya.

"Aku balik sama Felix yaa. Kamu kan katanya mau ada perlu dulu dan mau bantuin ibu sebentar."

Komang menganggukkan kepalanya.

"My honey, aku ngomong bentar yaa sama Felix, mau ngurusin urusan gank. "

Ferdian mengangguk dan kemudian berjalan menuju ke depan sekolah. Sementara Komang menarik Felix menjauh dari anak-anak yang berseliweran di koridor sekolah. Dilihatnya pintu ruang UKS terbuka, Komang kemudian masuk ke dalam ruang UKS tersebut dan menarik Felix setelah itu ia menutup pintu ruang UKS tersebut.

"Lo ada apaan sih?"

"Enggak tau, 'lix, perasaan gue sejak pagi tadi pas bangun tidur kagak enak. Beneran kagak enak. Gue itu berusaha untuk ngilangin itu tapi ngga bisa bisa dan gue ngga tau kenapa gue ngerasa ini bayangannya nyokap ada di otak gue terus."

"Lo panik aja kali soal ujian atau soal lo takut ngecewain nyokap lo lagi. Gue rasa itu sih menurut gue yaa."

"Mudah-mudahan apa yang menjadi omongan lo itu beneran deh."

Komang kemudian menarik napas panjang. Setelah itu ia menatap Felix dalam dalam, Komang mendekat dan menarik kepala Felix lalu Komang menempelkan bibirnya pada kuping Felix dan kemudian membisikkan kata-kata pada Felix.

Felix diam, berusaha tenang dan mengangguk angguk tanda ia mengerti apa yang dibisikin oleh Komang pada dirinya.

Tak lama kemudian terlihat keduanya keluar dari ruangan UKS dan berjalan ke depan sekolah. Tak lama terlihat Komang meninggalkan area parkiran motor sekolah. Felix kemudian menyalakan mesin motornya dan sesampainya didepan Ferdian yang sedang menunggunya dia berhenti dan memberikan helm pada Ferdian. Semua mata mendadak memandang ke arah mereka. Ferdian menjadi salah tingkah. Felix menunggu dengan sabar diatas motornya. Selesai memakai helmnya, Ferdian kemudian naik ke boncengan motor Felix.

KomangWhere stories live. Discover now