Bagian 39

4.8K 155 3
                                    

Ferdian bangun, dilihatnya Felix sudah tidak ada. Dia menyibakkan selimutnya setelah itu berjalan ke kamar mandi.

Setelah selesai mandi, dia membuka lemari baju dan memakai celana boxer dan kaos tanpa lengan. Ferdian mengambil handphonenya, dilihatnya ada beberapa pesan dari ibunya, ayahnya dan Mang Wimang. Dia melihat pesan yang dikirim oleh Felix. Ferdian tersenyum.

Ferdian kemudian turun dan menuju dapur. Diambilnya gelas setelah itu diisinya dengan air hangat. Baru saja dia hendak minum, terdengar bel berbunyi. Ferdian bergegas ke depan.

"Felix?"

Felix yang masih duduk di motornya membuka helm lalu tersenyum sambil melambaikan tangannya.

"Lo itu darimana? Kok ngga pake baju sih?"

Felix kemudian melihat ke arah badannya sendiri. Ditepuknya jidatnya. Ini yang menyebabkan di lampu merah orang orang khususnya perempuan melihat pada dirinya sambil senyum senyum.

Ferdian membuka pintu gerbang.

"Ayo masuk, duuuhh ... Lo itu ada ada aja deh. Kok bisa sampai lupa pake kaos gitu?"

Felix mendorong motornya masuk ke halaman garasi. Ferdian kembali mengunci pintu gerbang. Setelah itu dia menyuruh Felix ke kamarnya.

"Sana ke kamar, ambil kaos, lo cari yang cukup ama badan lo."

Felix berlari ke kamar Ferdian. Setelah mengunci pintu depan, Ferdian menyusul Felix ke kamarnya.

"Lhoo kok malah berdiri nungguin bukannya cari kaos di lemari?"

Felix berjalan ke arah Ferdian dan kemudian memeluknya.

"Felix! Bau asem lo itu."

Felix kemudian mencium dahi Ferdian. Ferdian terdiam. Hatinya bertanya-tanya, ada apakah gerangan?.

Felix melepaskan pelukannya lalu menarik Ferdian supaya dia duduk di kursi yang ada di kamar itu. Ferdian menurutinya. Dia duduk di kursi setelah itu Felix berlutut di hadapannya.

"Ini ada apa yaa? Lo mau ngelamar gue atau gimana ini?"

Felix mengeluarkan handphonenya dan kemudian memberikannya pada Ferdian. Ferdian menerima handphone itu dan membaca pesan yang ada di handphone itu. Muka Ferdian berubah, matanya tampak bersinar. Ditatapnya Felix tak percaya. Dipegangnya kedua pipi Felix.

"Komang pulang? Komang di rumahnya?"

Felix mengangguk, matanya berkaca-kaca. Ferdian berdiri dan menarik Felix untuk berdiri lalu dipeluknya Felix dan Ferdian menangis di dada Felix.

***

Komang mengetuk pintu rumah. Ibunya membukakan pintu. Wajah sang ibu tampak terkejut namun hatinya tidak bisa dibohongi, ada rasa gembira anak satu-satunya pulang.

"Ibu ... "

Komang lalu memeluk ibunya dan menangis tersedu sedu di pelukan ibunya.

"Hei hei hei .. anak ibu kenapa? Kok nangis sampai sesak gini? Boleh, Komang boleh nangis sama ibu sepuas hati Komang biar Komang bisa lega."

Ibunya berkata sambil terus mengelus-elus kepala anaknya. Komang terus terisak-isak.

"Maafin, Komang, Bu. Maafin, Komang."

"Ngga perlu ada yang dimaafin, ibu lihat Komang pulang pun sekarang hati ibu senang."

Ibu Komang melepaskan pelukan anaknya. Diusapnya air mata di pipi Komang,setelah itu dia mengandeng Komang dan membawa ke kamar Komang.

KomangWhere stories live. Discover now