Bagian 40

5.1K 171 0
                                    

Aldo datang ke rumah Komang. Sesuai dengan ngobrol-ngobrol di rumah Ferdian waktu itu, mereka bersepakat untuk mencoba mencari tahu apa permasalahan Komang sehingga tidak mau menemui Ferdian dan juga mencoba untuk meluluhkan hati Komang agar mau bertemu dengan Ferdian.

Ibu Komang membuka pintu rumah dan tersenyum melihat Aldo.

"Aduuh, ibu lupa nama kamu tapi ibu ingat kamu waktu itu dimarahi oleh ayahmu waktu bagi raport dan ibu ketemu lagi waktu jenguk Komang di panti."

Aldo tersenyum. Mengangguk dan kemudian mencium tangan Ibu Komang.

"Saya Aldo, Bu, teman sekolah Komang. Hehehehe, ibu masih ingat aja saya dimarahi papa di sekolah. Komang ada, Bu? Atau lagi istirahat? Kalo lagi istirahat biar nanti saya balik lagi aja."

"Masuk, 'nak Aldo, dia baru selesai makan terus masuk kamarnya, biasanya dia main game. Belakangan ini dia lebih banyak diam. Ajaklah ngobrol atau jalan kemana, siapa tahu suasana hatinya jadi lebih hangat."

Aldo kembali menganggukkaan kepalanya lalu mengikuti Ibu Komang masuk. Aldo menuju kamar Komang, diketuknya pintu kamar Komang.

"Ibu apaan sih pake ngetuk ngetuk terus kalo mau masuk?"

Aldo membuka pintu, Komang melihat siapa yang datang langsung tersenyum. Dia kemudian bangkit dari tidurnya dan duduk dengan menyenderkan punggungnya di kepala tempat tidur.

"Apa kabar lo? Gimana bokap nyokap? Udah damai lo ama mereka?"

Aldo tertawa.

"Nggaklah. Bokap sibuk terus, dan nyokap yaa kadang pulang kadang nggak. Lo sendiri apa kabar? Baik-baik kan lo? Kalo ada yang perlu gue bantu, lo bilang yaa, lo itu kan dari dulu paling gengsi minta tolong, apa lagi sama gue."

Gantian Komang yang tertawa.

Aldo kemudian bergeser duduk mendekati Komang. Mukanya tersenyum dan mendadak wajahnya merah.

"Gue mau cerita. Tapi jangan diketawain yaa. Dan janji lo ngga boleh potong cerita gue. Lo itu adalah sahabat gue walaupun mungkin hubungan kita ngga kayak hubungan lo ama Felix tapi gue itu percaya sama lo dan gue nyaman cerita ama lo."

"Waduh .. waduh .. waduh .. Cerita apa ini? Kayak orang mau nembak ngajak jadian aja lo ah."

Aldo kemudian bercerita soal awal mula hubungan dia dengan Stevan, bagaimana dia merasa dilecehkan oleh Stevan ketika Stevan memperkosa dirinya. Tapi disatu sisi lambat laun ada kenyamanan yang terjadi antara Aldo dan Stevan. Aldo pun cerita bagaimana setelah dia kemudian mengakui bahwa kenyamanan itu tak bisa terbeli oleh apa pun dan dia tidak memungkiri rasa itu dalam hatinya dan dia sekarang bersama Stevan merasa fine-fine saja. Walaupun mereka tahu bahwa mereka berdua bukanlah gay murni mungkin laki sex dengan lelaki awal mulanya.

"Boleh ngerokok ngga dikamar lo?"

Komang mengangguk. Aldo kemudian mengeluarkan rokok dari kantong celananya. Ditawarinya Komang, tapi Komang menggeleng.

"Itulah cerita gue. Tadinya Stevan mau ikut tapi ngga ada orang di rumah dan Kang Mamat lagi jemput bokap."

"Eh gue mau tanya dong. 'do?"

Aldo mengisap rokoknya lalu menghembuskan asapnya perlahan. Dia menatap Komang.

"Mau tanya apa?"

"Lo ngga ada perasaan yang gimana gitu ketika, sorry ya, ketika abis .."

Komang terdiam. Aldo ketawa.

"Ketika gue abis diperkosa Stevan?"

Komang mengangguk.

KomangWhere stories live. Discover now