Bagian 12

8.9K 253 3
                                    

Siang itu Komang sedang asyik duduk di warung dekat sekolah sambil merokok bersama Aldo dan Felix serta empat orang teman lainnya. Suasana cukup panas. Dari kejauhan Komang melihat Ferdian berjalan keluar dari gerbang sekolah. Aldo yang melihat Ferdian berjalan keluar dari gerbang sekolah lalu tertawa dan menjentikkan kedua jarinya.

"Aaaah akhirnya ketemu juga gue ama si banci itu. Hmm ... "

"Mau ngapain lo, 'do?"

"Mau gue culik, 'lix, terus gue sekap di gudang belakang rumah gue terus gue suruh ngisep kontol gue. Hahahahaha."

Felix pun tertawa.

"Eh, 'mang, kok lo ngga ikutan ketawa? Oooh gue tauuu lo pasti ngga suka gue ngerjain teman sebangku lo."

"Hmm .. "

"Kok cuman hmm jawab lo?"

Komang menarik napas panjang. DIhisapnya rokoknya lalu dihembusnya pelan-pelan dan dia menoleh kea rah Aldo.

"Lo ada masalah apa sih sebenernya sama dia, 'do? Masalah ngga bisa tukeran kerja kelompok waktu itu? Udah lewat kali ah. Lagian juga tuh anak diem kan? Kagak pernah bikin lo ribet atau masalah sama lo."

Aldo mendadak membalikkan badannya lalu berdiri tepat didepan Komang.

"Gue ngga suka sama dia. Nggga suka. Kenapa jadi lo belain dia? Lo udah pake dia? Udah lo entot tuh anak?"

Komang masih duduk dengan santai.

"Jaga omongan lo yaa, 'do. Gue ngga mau ribut sama lo. Urusannya panjang. Lo ribut sama gue, artinya lo ribut sama anak-anak senior. Lo tau walaupun gue seangkatan sama lo sekarang, gue tetap seangkatan dimata mereka kakak kelas lo."

"Terus kenapa lo mau main sama angkatan gue? Lo kurang diterima sama angkatan lo atau gimana nih?"

Perkataan Aldo membuat darah Komang mulai naik. Dia lalu berdiri. Mencengkeram dan menarik baju Aldo.

"Lo anjing yaa. Gue dari tadi udah diem aja. Gue main sama angkatan lo karena gue menghargai usaha lo lo mau kenal dan main sama gue. Lo ngga mau gue main sama lo lo lagi, ngga masalah. Asal lo tau yaa, anak anak senior ngga suka sama gaya lo yang belagunya anjing dimata mereka. Mau lo apa sekarang?"

Felix kemudian melerai mereka berdua, dia menyentuh tangan Komang dan mengelus elus punggung Komang. Aldo sendiri dalam hatinya sebenarnya ciut.

"Komang .. Mang ... Santai santai ... Kok jadi gini sih? Ayoo dong ... Udah ah ... "

Komang melihat ke arah Felix kemudian melepaskan tangannya yang mencengkram dan menarik baju seragam Aldo. Dia lalu mengambil tasnya setelah itu berjalan keluar warung. Dia menyeberang, bertepatan saat Komang sampai diseberang, Ferdian sampai diseberang warung. Komang memberikan isyarat lewat mata dan mulutnya berbisik.

"Jalan terus. Jangan liat kiri kanan. Ada angkot naik langsung."

Ferdian kemudian menundukkan mukanya dan berjalan terus, sementara Komang berdiri di pinggir jalan seolah olah sedang menunggu angkot, ekor matanya memperhatikan gerak gerik di warung, dia takut Aldo keluar dan menghampiri Ferdian.

Untungnya angkot yang ditunggu Ferdian lewat. Ferdian bergegas menstop angkot itu dan kemudian naik. Komang masih dipinggir jalan, ia tak mau kelihatan menyolok menjaga Ferdian, dia kemudian mengeluarkan rokoknya lalu setelah menyalakan rokoknya dia berjalan ke arah sekolah untuk mengambil motornya.

"Lo kenapa sih, 'do?"

"Aaah taik lo, 'lix, bukannya belain gue malah belain si Komang."

"Eh, 'do, gue bukan bela siapa siapa yaa, udahlah kita ini dibilang gank berandal, kelompok rusuh, biang onar, terus didalamnya malah saling hajar."

KomangDär berättelser lever. Upptäck nu