Bagian 28

5.9K 191 3
                                    

Pembagian raport telah selesai. Ferdian kembali menjadi bintang kelas. Komang yang sedang menjalani masa masa di karantina menduduki rangking ke 4. Sebuah prestasi yang luar biasa, bahkan Bu Kundari, sang walikelas, merasa harus memeriksa kembali nilai nilai yang didapat Komang dan hasilnya membuat dirinya tersenyum.

Di koridor kelas tampak Ferdian sedang berbicara dengan ibunya Felix dan juga ibunya Komang.

"Nak Ferdian, terima kasih yaa, nilai Komang benar benar berubah drastis. Ibu sampai ngga percaya liatnya, 5 besar dan pertama kali dalam sejarah hidup Komang. Terima kasih sudah sabar mengajari Komang."

Ferdian tersenyum.

"Sama-sama, Bu, semua itu karena Komang kok, Ferdian hanya bantu aja, Komang belajar dengan keras. Ibu kapan nengok Komang? Ferdian ikut yaa, Bu."

"Rencananya hari ini sambil bawa raport dia."

"Tinggal giliran Felix yaa, Ferdian. Kasih tau dia supaya belajar lebih rajin. Hidupnya suka ribet ngga puguh dia itu."

Felix yang berdiri disamping ibunya memasang muka cemberut.

"Iyaa deeeh, nanti Felix belajar sama Ferdian seperti Komang belajar sama Ferdian. Abisan mereka kalo belajar ngga pernah ajak ajak Felix."

Ferdian tertawa mendengar perkataan Felix. Ibunya Felix pun ikut tertawa seraya mengacak acak rambut anaknya.

"Bu, aaah, malu diliat teman-teman."

Dari jauh terlihat Papa Aldo sedang memarahi Aldo. Entah apa yang dikatakannya, Aldo tertunduk, tak lama terlihat papanya pergi meninggalkan dirinya. Felix dan Ferdian saling memandang, Ferdian seolah memberikan isyarat kepada Felix untuk menemani Aldo.

"Bu, bentar yaa, Felix mau ngomong sama Aldo, kasian kayaknya dia habis dimarahin papanya."

Ibunya Felix mengangguk sambil melihat ke arah Aldo yang masih berdiri di pinggir lapangan dengan muka tertunduk.

"Jeng, pernah ketemu Aldo? Kata Felix itu anak tunggal yang manja dan orang tuanya selalu sibuk."

Ibunya Komang menggeleng.

"Komang beberapa kali pernah cerita soal Aldo. Kasian itu anak dimarahi didepan teman-temannya. Bapaknya kok yaa ngga bijaksana. Kalo mau marahin anaknya yaa dibawa pulang anaknya, dinasehati di rumah."

"Eh, Nak Ferdian, ibu kok ngga liat orang tua Nak Ferdian?"

Ferdian tersenyum sopan.

"Ayah sama Bunda tinggal di luar pulau, Bu, Ayah sudah menelpon Bu Kundari meminta maaf tidak bisa hadir ambil raport dan minta raportnya untuk diberikan ke saya langsung."

Ibunya Komang mengangguk angguk mendengar jawaban dari Ferdian.

Felix yang setelah bicara dengan Aldo kemudian berjalan bersama Aldo kembali ke tempat ibunya berada.

"Bu, ini Aldo. Masih ingat?"

"Lhoo yaa ingat tho. Kok jarang main ke toko sekarang? Main-main lagi ke toko yaa kalo lagi ada waktu luang."

"Tante, ini Aldo, temannya Komang juga."

Aldo menatap ibunya Komang dan tersenyum. Wajahnya masih terlihat lesu. Dia kemudian menyalami ibunya Komang.

"Iyaa, Komang sering cerita tentang Nak Aldo."

"Ya udah, ibu pulang dulu yaa, mau masak buat nanti dibawa ke panti, Komang kangen masakan ibu katanya. Oh ya, Nak Ferdian mau bareng ibu apa berangkat sendiri?"

"Biar Ferdian sama aku aja perginya nanti, Bu. Nanti kita ketemu disana yaa."

Ibunya Komang kembali mengangguk dan tersenyum lalu pamitan. Ibunya Felix pun ikut pamitan dan pulang bersama dengan ibunya Komang. Kini tinggal mereka bertiga. Aldo yang berdiri berhadapan dengan Ferdian dan Felix berada diantara mereka berdua.

KomangWhere stories live. Discover now