Bagian 21

6.8K 202 4
                                    

Felix terbangun, dia membuka matanya, dilihatnya sebelahnya kosong. Ferdian keluar dari kamar mandi hanya dengan dibalut oleh handuk. Dia tak menyangka Felix sudah bangun.

"Hey! Kok ngga ngebangunin gue sih?"

Ferdian tertawa, dia berjalan ke lemari pakaiannya.

"Mau bangunin tapi kamu tidur nyenyak banget sampe ngorok gitu."

"Hah? Aduuhh .. Anjiirr malu gueee ngorok di rumah orang."

"Hahahahaha, santai aja kali ah. Spektakuler deh pokoknya suara ngorok lo itu."

Felix kemudian bangkit dari tidurnya dan berjalan menuju kamar mandi.

"Gue pinjam handuk dong. Ikutan mandi. Sama kaos deh yaa. Celana gue pake celana seragam aja."

Ferdian kemudian memberikan handuk bersih yang dia ambil dari lemari pakaiannya. Felix mengambil handuk tersebut dan masuk ke kamar mandi. Entah kenapa perasaan Ferdian berdebar-debar.

Tak lama setelah selesai berpakaian, Ferdian kemudian duduk di kursi meja belajarnya. Felix pun keluar dari kamar mandi dan hanya mengenakan celana dalam.

"Mana kaosnya, Fer?"

Ferdian menoleh dan matanya memandang takjub pada apa yang ada didepannya. Felix dengan hanya memakai celana dalam terlihat sempurna dengan bodi yang atletis karena terbentuk alami, putingnya yang besar tampak menggoda dan ada bulu bulu halus yang menjalar dari pusar turun ke bagian bawah.

"Kenapa lo?"

"Eh, aduh, lo ih apaan sih keluar kamar mandi cuman pake celana dalam gitu."

"Hahahaha, maaf maaf."

Felix masuk kembali ke kamar mandi untuk mengambil celana seragamnya. Setelah itu dia keluar dan kemudian memakai celana seragam sekolahnya. Ferdian memberikan salah satu kaosnya.

"Gue pinjam dulu yaa kaos elo, ntar gue pasti balikin kok."

"Iyaa udaaah santai aja sih ah. Ayoo cepatan entar keburu malam lhoo."

"Kenapa? Kangen yaa sama Komang? Hahahahaha"

Kembali wajah Ferdian memerah.

Tak lama terlihat Ferdian sudah berada di boncengan motor Felix. Pak Wimang yang mengantar ke depan kemudian menghampiri Felix yang duduk didepan.

"Cep Pelix, tong ngebut ngebut yaak, nanti Dian pusing deui."

Felix yang sudah memakai helmnya mengangkat jempolnya. Motor pun melaju.

Saat adzan Isya berkumandang, Felix dan Ferdian tiba di rumah Komang. Mereka berdua terkejut karena banyak orang bergerombol didepan pintu masuk rumah Komang. Tak lama terlihat dua orang polisi mengapit seseorang yang berperawakan cukup besar dan bertampang kasar dengan rambut yang gondrong acak-acakan memakai kemeja yang disobek dibagian lengannya dan celana jeans belel. Bapaknya Komang.

Dibelakangnya dua orang polisi mengawal Komang kiri dan kanan. Komang memakai celana pendek dan kaos oblong warna putih yang terdapat bercak darah pada kaosnya tersebut. Matanya yang sebelah kiri terlihat bengkak dan lebam.

Ferdian menutup mulutnya dengan kedua tangannya. Felix merangkul Ferdian dengan satu tangan. Komang melihat Felix yang sedang melihat ke arahnya. Dengan tatapan matanya, Felix mengerti bahwa Komang meminta dirinya untuk tetap berdiri disitu.

Setelah Komang dan bapaknya dibawa pergi oleh polisi, perlahan kerumunan mulai bubar. Tinggallah Felix dan Ferdian berdiri di depan pintu rumah Komang. Felix memutuskan untuk kemudian masuk, dia menarik tangan Ferdian.

KomangWhere stories live. Discover now