Bagian 15

8.2K 243 9
                                    

Komang sedang mengisap rokoknya di warung dekat sekolah ketika Aldo dan Felix masuk ke dalam warung.

"Nih ada disini ternyata."

Aldo berkata sambil berjalan ke meja tempat Komang duduk. Dia lalu mengambil bungkus rokok dari saku celananya dan kemudian menyalakan rokoknya.

"Lo kemana kemaren?"

"Ada perlu."

"Lo ada masalah? Ngomonglah sama kita-kita. Selama ini kan kita barengan terus."

"Sorry, masalah keluarga. Gue ngga biasa berbagi masalah keluarga."

Aldo tak meneruskan omongannya mendengar jawaban Komang seperti itu. Yang penting setidaknya Komang sudah mau ngomong lagi dengan dirinya.

"Felix, lo jaga toko nggak hari ini?"

Komang menoleh pada Felix dan bertanya. Felix mengangguk.

"Iyaa, si ayah lagi ada proyek bangunan gitu dan kudu ngawasin, jadi yaa gue bantu ibu di toko. Kenapa emang?"

"Enggak apa apa. Gue main ke toko yaa nanti."

"Kenapa ngga sekarang aja sih kita ke tokonya Felix?"

Aldo mengajak kedua temannya itu.

"Ngga bisa, gue mesti ngurusin urusan gue dulu."

"Urusan apa sih, 'mang?"

Aldo terus bertanya hal yang sama.

"Urusan keluarga. Kenapa lo jadi kepoan gini sekarang? Urusan gue ngga nyangkut lo kan? Ngga bikin hidup lo tambah susah kan? Ribeettt daah aaah. Gue cabut dulu."

Komang terus berdiri dan setelah membayar minuman serta gorengan yang dia ambil, dia terus berjalan balik ke arah sekolah untuk mengambil motornya.

Muka Aldo terlihat kesal. Felix tertawa.

"Lo kenapa kayak yang kesel gitu sih?"

"Ya gue ngga suka dia main rahasia-rahasian kayak gitu. Apa susahnya dia cerita masalahnya apa, kan siapa tau kita kita bisa bantu."

"Enggak semua juga urusan dia lo perlu tau kali, 'do. Lo bukan siapa siapanya. Kita ini hanya temannya. Kalo dia ngga mau certain apa masalahnya yaa itu hak dia. Jangan dibawa ribet deh."

"Ah elo sama aja sama dia. Gue tuh yaa ngerasa semenjak dia duduk sebangku sama si homoannya itu dia berubah."

"Aldo, gue tau lo ngga suka sama si Ferdian. Tapi ngga juga lo selalu ngata ngatain dia homo. Baik-baik lo nanti malah lo yang suka sama Ferdian."

"Hidiiihh .. Amit-amit daaah. Lo tau sendiri kan gue masih suka masukin kontol gue ke meki."

Felix tertawa.

"Udah ah, gue cabut. Gue mau main bilyar, lo mau gabung nggak?"

"Lo itu mau main bilyar apa main sama tetehnya? Hahahaha. Kagak, gue mau ke toko, kasian ibu sendirian jaga toko."

Aldo kemudian keluar dari warung dan menaiki motornya yang diparkir didepan warung, dinyalakannya mesin motor lalu dia segera pergi.

Felix hanya geleng-geleng kepala melihat tingkah Aldo.

'Anak tunggal, orang kaya, manja. Yaa susahlah dikasih tau.'

Felix berkata dalam hatinya.Felix kemudian keluar warung dan berjalan ke arah parkiran motor sekolah untuk mengambil motornya. Handphonenya berbunyi. Dia membaca pesan yang masuk. Dahinya berkerut.

***

Komang mengangkat handphonenya.

"Kenapa?"

KomangWhere stories live. Discover now