Bagian 25

6.5K 204 4
                                    

Rencana busuk Aldo sudah sedemikian matang. Beberapa hari menjelang eksekusi rencana tersebut, Aldo, Ahmad dan teman-temannya terus berkumpul di rumah Aldo. Setelah beberapa hari berembuk, maka diputuskan bahwa Ahmad yang akan memberikan berita palsu kepada Ferdian dan Ahmad juga akan mengajak Soni ngobrol sambil lalu tentang berita palsu tersebut dengan harapan Soni akan bercerita pada Felix dan Felix akan bercerita pada Ferdian.

"Okay yaa, gank, semua udah jelas nih. Tinggal nanti kita lakuin. Ngga sabar nih gue."

Mereka semua tertawa sambil minum bir di pinggir kolam renang rumah Aldo.

"Eh, 'do, tapi lo bakalan yakin kalo si Ferdian itu ngga akan ngomong sama Komang atau Felix?"

"Halaaaah, tenang aja, udah gue atur semua kok. Lo lo pada tinggal ikutin aja perintah gue. Aman pasti."

Kembali mereka melanjutkan obrolan mereka sampai kemudian waktu beranjak malam.

"Gue balik dulu yaa, 'do. Udah malam nih. Thank you buat bir sama makannya yaa."

"Eh gue juga yaa, 'do, gue balik juga. Thank you man buat birnya. Lo emang paling da best."

Semua berpamitan satu-satu. Jauh di lubuk hatinya Aldo merasa kesal dan kesepian karena semua seperti meninggalkannya, tak ada teman yang mau bersamanya. Terkadang karena hal ini membuat perasaannya kangen pada kumpul kumpul dengan Komang dan Felix yang sepertinya mereka lebih tulus berteman daripada teman-temannya sekarang. Kembali dia merasa marah dan dendam pada Ferdian yang dianggapnya telah mengambil teman-temannya.

Setelah teman-temannya pergi, Aldo kemudian berjalan meninggalkan kolam renang dan memasuki kamarnya. Dibukanya pintu kamarnya. Gelap, rupanya bibi lupa menyalakan lampu kamarnya. Dia kemudian masuk ke dalam kamar. Baru masuk beberapa langkah, seseorang muncul dari balik pintu dan memukul tengkuknya. Aldo tak sempat berteriak, pandangannya mendadak gelap dan dia terjatuh tak sadarkan diri.

***

Ferdian membuka matanya. Dia kemudian melihat jam dinding di kamarnya. Sudah lewat jam tujuh malam, perutnya terasa lapar. Tidurnya terasa nyenyak. Dia kemudian menyibakkan selimut yang menutupi dirinya, duduk dipinggiran tempat tidur lalu dia berdiri dan berjalan ke meja computer dan mengambil handphonenya dari atas meja. Dilihatnya ada beberapa pesan masuk dari Felix. Ferdian tersenyum. Dia kemudian keluar kamar dan menuju dapur.

Sesampainya didapur dilihatnya diatas meja ada nasi goreng dan telur ceplok kesukaannya. Ferdian mengambil piring berisi nasi goreng itu dan memasukkannya kedalam microwave. Sambil menunggu nasi goreng itu panas, dia keluar ke belakang dan mencari Pak Wimang.

Pintu kamar Pak Wimang tidak tertutup rapat, lagi lagi Ferdian mendengar suara desahan dari kamar Pak Wimang.

"Aaaahh ... Akaaannggghh .. Ssshh .. Ssshh .. Udaaahh attuuhhhh .. Aahh ... Ssshh ... Memeknyaaa diewweee attuhh ... Aahh .. "

"Kaleeemm, neengggg ... Ieeuu memeeekkhh meuni wangggiiihh .. Aahh .. Aahh .. Sluuurrrppp .. Sluuurrpp"

Pak Wimang terlihat sedang memainkan lidahnya pada memek perempuan yang dipanggilnya neng itu. Sementara perempuan itu tampak menggelinjang dan berusaha menarik Pak Wimang ke atas tubuhnya.

Ferdian melihat adegan itu dengan perasaan deg-deg-kan, ingin kakinya pergi meninggalkan tempat itu segera tapi entah kenapa dia tetap berdiri disitu dan melihat terus adegan tersebut.

Pak Wimang kemudian bangkit dari selangkangan Neneng dan setelah itu dia mengangkangi Neneng. Kontolnya ditaruh diantara dua susu Neneng dan digesekkannya kontolnya itu maju mundur. Pak Wimang kemudian mengarahkan kontolnya ke mulut Neneng. Neneng langsung mengisap kontol Pak Wimang.

KomangWhere stories live. Discover now