Bagian 23

7.1K 224 5
                                    

Ferdian terbangun dan ketika melihat kesamping tak ada Felix disampingnya. Dia lalu mendengar suara dari kamar mandi, sepertinya Felix sedang membersihkan diri. Ferdian menyibakkan selimutnya, direnggangkannya badannya. Setelah itu dipejamkannya kembali matanya, masih ada rasa kantuk walau semalam dia tidak bergadang.

Felix keluar dari kamar mandi dengan keadaan telanjang bulat. Dilihatnya Ferdian yang rebahan di atas tempat tidur dengan selimut yang tersibak. Badan Ferdian yang putih dan kontolnya yang setengah mengaceng itu membuat kontol Felix berdenyut perlahan dan naik serta mengeras.

Felix berjalan ke arah Ferdian dipegangnya kaki Ferdian. Ferdian hanya mengerang lirih.

"Dingin, 'lix .."

Felix kemudian menindih Ferdian, memeluknya dan mencium bibirnya Ferdian.

"Badan lo anget, badan gue dingin abis mandi. Jadi suhu badan harus dibikin seimbang."

Ferdian tertawa dengan mata masih terus tertutup.

"Hahahaha, itu sih emang maunya kamu aja."

Felix kembali mencium bibir Ferdian. Lembut. Ferdian tampak menikmati ciuman tersebut. Felix kemudian menarik bibirnya dari bibir Ferdian.

"Selamat pagi, adek manja."

"Selamat pagi, kakak penjaga."

Berdua kemudian mereka tertawa terbahak-bahak merasa geli dengan panggilan panggilan untuk masing-masing.

Felix kemudian mulai menciumi leher Ferdian lalu turun dan memainkan lidahnya diseputaran putingnya Ferdian. Sesekali digigitnya putingnya itu lalu dihisapnya dan dijilatnya. Bergantian kiri dan kanan.

"Hooohhh. Feliiiixxx ... Aaahh ... Felixxxxhhh ... Feliixxxhhh ... Hooohhh .... "

Ferdian mendesah dan sedikit meronta namun tangan kekar Felix menahan kedua tangannya sehingga dia tidak bergerak dengan bebas.

Felix terus memanjakan Ferdian dengan memainkan lidahnya pada area dada Ferdian, memainkan putingnya Ferdian bergantian kiri dan kanan. Setelah itu Felix bangkit lalu merebahkan dirinya disamping Ferdian. Ferdian kemudian mengarahkan mulutnya ke putingnya Felix, digigitnya putingnya itu bergantian kiri dan kanan, lalu turun ke perutnya dan setelah itu Ferdian meremas kontol Felix dengan lembut dan perlahan dan mengocoknya.

"Hooaaaaahhh ... Ngenttooottt ... Anjiiinggghhhhh ... Enaaakkk bangeettthh, Feeerrr ... Oooohh ... Ssshhh .. Ssshh .. Feeerrr ... Aaahh ... Isepiinnn kontoll gueeee ... Feeerr ... Aaahh .. "

Ferdian kemudian memasukkan kontol Felix ke dalam mulutnya, dimainkannya lidahnya di seputaran kepala kontol Felix yang sudah berada di dalam mulutnya. Dia lalu memainkan lidahnya pula di lubang kencing kontol Felix.

"Arrggghhh ... Anjing! Anjing! Anjing! ... Feeeerrrrr ...... Hhhhh ... Ssshhh ... Ooohh .. Arrgghhh Feeerrrrrhhhh .... Gilaaaaa lo gilaaaaaaaa .... Ssshhh ... "

Ferdian terus memainkan lidahnya diseputaran kepala kontol Felix. Kemudian dia mulai mengisap isap kontol Felix tersebut sampai kontol itu benar benar tegang dan berdiri sempurna.

Takut tidak tahan. Felix kemudian menarik Ferdian dan menciumnya dengan penuh rasa dan nafsu, nafas Felix terlihat sangat menderu deru. Dia kemudian membanting tubuh Ferdian kesampingnya dan setelah itu dia beranjak dari tempat tidur dan membuka laci meja computer Ferdian dan mengambil pelicin dari sana. Dibawanya pelicin itu ke tempat tidur.

Setelah mengoleskan pelicin itu pada kontolnya, Felix kemudian mengoleskan pelicin tersebut juga pada lubang pantat Ferdian.

Perlahan diarahkannya kepala kontolnya ke lubang pantat Ferdian kemudian didorongnya masuk kontolnya sampai ke pangkalnya. Felix menengadahkan mukanya.

KomangWhere stories live. Discover now