Bagian 22

7.6K 220 2
                                    

Felix mengangkat tubuh Ferdian sebentar kemudian dia memberikan gelas berisi air hangat itu kepada Ferdian. Ferdian meminumnya hingga setengah gelas setelah itu dia rebahan lagi. Felix menaruh gelas yang sudah tinggal setengah itu diatas meja computer.

"Lo mau gue gosokkin kayu putih lagi?"

Ferdian menggeleng.

"Ya udah istirahat aja, gue rebahan samping lo yaa."

Ferdian mengangguk.

Felix kemudian membuka kaos yang dikenakannya setelah itu dia naik keatas tempat tidur.

"Eh, Fer, keberatan ngga kalo gua buka celana panjang gue, ngga enak ini rasanya celana udah dua hari dipake dan dijalanan pula kena debu. "

"Buka aja, 'lix, ngga apa apa, ngapain sih setiap apa apa kamu itu mesti tanya?"

Ferdian mulai bisa tertawa. Dia geli melihat tingkah laku Felix yang salah tingkah.

"Yaa kan gue ngga biasa sama lo, kalo di rumah Komang atau Aldo kan gue cuek."

"Yaa mulai sekarang lo juga harus bisa belajar cuek kalo di rumah gue. Okey yaa?"

Felix mengacungkan jempolnya lalu tertawa, setelah itu dia berdiri dan menurunkan celana panjang seragamnya itu, dia kemudian rebahan lagi ditempat tidur disamping Ferdian. Bawaannya sudah mulai lebih rileks.

Ferdian menarik napas panjang, dimiringkannya badannya lalu ditaruhnya tangannya didada Felix. Ferdian memejamkan matanya. Felix menoleh pada Ferdian, dia tersenyum. Dibiarkannya tangan Ferdian berada diatas dadanya tersebut. Felix kemudian memegang tangan Ferdian, dia memiringkan badannya dan tidak melepaskan tangannya yang sedang memegang tangan Ferdian. Dengan tangan satunya Felix mengusap usap kepala Ferdian.

Ferdian yang sebenarnya belum tidur lalu merangsek maju perlahan sehingga kepalanya berada tepat dibawah ketiak Felix.

Felix membalikkan badannya lagi menjadi terlentang. Dia menarik napas panjang dan kemudian memejamkan matanya berharap apa yang dirasa olehnya segera pergi. Tangannya masih memegang tangan Ferdian yang ditaruh diatas dadanya. Satu tangannya lagi ditaruh dibelakang kepalanya.

Ferdian beringsut dan kemudian menaruh kepalanya didada Felix. Felix kembali menarik napas panjang. Dia kemudian mencium lembut kepala Ferdian. Ferdian mendongakkan kepalanya ketika dia merasa kepalanya sedang dicium. Keduanya bertatapan, tak ada suara seolah saling menanti untuk bicara atau untuk bergerak.

Felix perlahan menggeser Ferdian lalu dia bergerak menindih Ferdian, ditatapnya Ferdian sekali lagi dalam dalam. Tak ada perlawanan, taka da penolakan. Felix perlahan mengecup lembut bibir Ferdian. Setelah itu dilumatnya bibir bawah Ferdian. Tangan Felix masuk kedalam kaos yang dipakai Ferdian, diusapnya lembut putingnya Ferdian.

Ferdian mengerang lirih dan membalas ciuman Felix. Dipegangnya kepala Felix. Keduanya berciuman dalam waktu yang cukup lama.

Felix melepaskan bibirnya dari bibir Ferdian.

"Aah, anjing! ... Bibir lo enak banget sumpah."

Ferdian hanya tersenyum dan terus menatap Felix.

"Lo bilang kalo mau diterusin. Kalo lo mau berenti, gue akan berenti, Fer."

"Felix Wibowo, aku ... "

Ferdian menarik kembali kepala Felix dan kali ini dia mencium Felix dengan penuh rasa. Dimainkannya lidahnya di mulut Felix yang membuat Felix perlahan menjadi naik menggila. Felix kemudian menarik bibirnya dari bibir Ferdian, dia menarik kaos Ferdian hingga terlepas. Setelah itu dia membuka celana Ferdian dan menariknya bersama dengan celana dalam Ferdian. Kini dihadapan Felix, Ferdian sudah dalam keadaan telanjang. Kontol Ferdian tegak berdiri menyentuh perutnya dan putingnya yang berwarna merah muda itu begitu menggoda Felix.

KomangWhere stories live. Discover now