Bagian 10

11.5K 316 2
                                    

Jelang pukul 8 bel rumah Ferdian berbunyi. Ferdian bergegas turun dan melihat Komang dengan masih memakai seragam sekolah berdiri didepan rumahnya.

"Bentar ambil kunci dulu."

Ferdian berlari mengambil kunci pagar lalu segera membukakan pintu pagar rumahnya. Komang mendorong motornya masuk, Ferdian menutup dan mengunci pintu pagarnya kembali.

"Maaf yaa gue janjinya tadi pas ngasih kabar sejam berangkat tapi terus Felix sama Aldo ngajak minum."

"Minum?"

Komang mengangguk. Dia kemudian mengusap usap kepala Ferdian.

"Gue ngga mabok kok, mereka aja yang kebanyakan gaya."

Ferdian lalu mengajak Komang masuk. Dia kemudian menutup pintu rumah dan menguncinya. Setelah itu Ferdian berjalan menuju kamarnya diikuti Komang. Sampai didalam kamar, baru saja Ferdian menutup pintu, Komang memeluknya.

"Apa kabar, sayangnya gue?"

"Komang ah ... "

"Kenapa? Ngga suka?"

"Ganti baju dulu, Komaaaannggg, baju bau rokok ih."

Komang nyengir. Dia tak melepaskan pelukannya. Ditatapnya Ferdian.

"Lo kok manis banget sih? Maniiisss banget kayak gula pasir yang suka gue emut kalo gue kepedesan."

Muka Ferdian memerah.

"Hahahaha, kok mukanya merah? Emang lo manis kok."

Komang kemudian mencium bibir Ferdian lembut, digigitnya bibir Ferdian perlahan lalu dimainkannya lidahnya didalam mulut Ferdian.

Ferdian merasakan kontolnya menegang, dia hanya memakai boxer dan tidak memakai apa apa lagi didalamnya.

Komang menaruh kedua tangan Ferdian didadanya. Ferdian membuka kancing kemeja seragam sekolah Komang lalu dibukanya kemeja itu dan dilemparkannya ke kursi dekat situ. Ferdian kemudian membenamkan wajahnya di dada Komang, dihirupnya bau badan Komang dalam-dalam. Komang tersenyum. Dia kemudian membuka celananya termasuk celana dalamnya. Kontol Komang sudah dalam keadaan tegak dan keras.

Komang kemudian mengangkat kaos Ferdian, melepasnya dan kemudian menurunkan boxer Ferdian.

Keduanya terus berciuman, Ferdian mengelus dan meremas dada Komang, tangannya terkadang memelintir putingnya Komang.

"Oooohh ... Ssshh ... Diaaaann ... Aahhh ... Gue sukaaaa .... Ssshh ... Kenapa lo lembuutt giniiii? Ssshhh ... Aaahhh ... "

Komang kemudian menarik Ferdian ke tempat tidur. Direbahkannya Ferdian dan kemudian dia naik dan menindih tubuh Ferdian. Komang mencium leher Ferdian lalu setelah itu mulutnya turun ke dada Ferdian. Digigitnya putingnya Ferdian dan dihisapnya putingnya Ferdian itu sementara tangannya meremas dada Ferdian yang sebelahnya.

"Aaaahh ... Komaaangggghhh ... Aaaahh ... Aku .. Aaahh ... Ssshh .. Komaaanggghh .. Enaaakkhh ... Aaahhh .. Aaahh ... "

"Enaaak sayaaannggnyaaa gueeee? Enaaaakk? Mau lebiiih enaaakk nggaaak?"

Komang kemudian beranjak dari tempat tidur dan mengambil tasnya yang tergeletak di lantai, Ferdian memperhatikannya dengan bingung. Komang mengambil sesuatu dari tasnya yang ternyata adalah pelicin.

Dia kemudian menunjukkan pelicin itu pada Ferdian.

"Gue beli ini tadi hahaha biar lebih licin."

Ferdian tertawa. Komang kemudian kembali ke tempat tidur, dia berlutut didepan kaki Ferdian yang sudah mengangkang. Dibukanya tube pelicin itu lalu dioleskannya ke kontolnya.

KomangOpowieści tętniące życiem. Odkryj je teraz