04. (Deal) Like Couple Do

4.8K 705 30
                                    

"Sakit, Win!" protes Alex seraya mengusap-usap kepalanya.

Aku memutar bola mata malas. "Makanya lo kalo ngomong dipikir dulu, kek!"

Kali ini netra Alex yang berotasi. "Ck, lo mikir apa sih, Wina? Maksud gue bukan efwebe yang itu. Kita pure saling memanfaatkan karena saling membutuhkan. No sex, no kiss, and no feeling tentunya. How?" tanya pria itu serius.

Aku terdiam beberapa saat. Jujur saja penawaran Alex sangat menggiurkan. Aku benar-benar membutuhkan teman kondangan. Aku menatap netra Alex lama, bermaksud mencari keseriusan di mata pria itu. Lalu aku mengulurkan tangan kanan yang segera disambar Alex seraya tersenyum lebar. "Deal," ucap kami bersamaan.

Aku melepaskan tangan hangat Alex, karena genggaman pria itu membuatku sesak napas.

Bukan begini seharusnya. Kenapa begitu mudah?

"Okay, what's next?" tanyaku memecah keheningan yang malah memenjara setelah kami berdua setuju. Sepertinya kepala pria itu juga sama ruwetnya dengan kepalaku.

Alex mengedikan kedua bahunya. "Entah, jalanin aja dulu. Like couple do."

Aku mengangguk mengerti lalu berkata, "Tapi kayaknya kita harus buat peraturan deh, Lex. Or something like that.”

"Peraturan apa? Kayak di drama kawin kontrak gitu? Ribet banget, Win, kita cuma efwebe-an. Nggak bakalan sampai kawin, kok," ujar pria itu tak acuh.

Aku menjitak kepala Alex. "Gue juga nggak mau kawin sama lo, Lexi!" dengkusku. "Tapi ini kayak buat syarat aja. Biar kita tau gimana cara mainnya dan kapan kita harus berhenti."

Alex mengangkat kedua tangannya ke udara tanda menyerah. "Oke, oke, gue ikut aja,” ujar pria itu akhirnya setuju.

Lalu karena malas jika harus turun dari atap untuk mengambil kertas dan pulpen, akhirnya kami memutuskan untuk merekam persyaratan ini lewat voice recorder.

Aku pun mulai melakukan rekaman. "Persyaratan friend with benefits Wina dan Alex...."

1. Tidak boleh saling jatuh cinta.

2. Tidak boleh saling jatuh cinta.

3. Tidak boleh saling jatuh cinta.

Alex menjeda rekaman suara. "Win, seriously?” tanya pria itu dengan mimik tak percaya.

"Ini namanya sedia payung sebelum hujan, Lex. Oke, ayo coba realistis. Kita bakal berperan menjadi pasangan dalam waktu yang entah sampai kapan. Bisa aja salah satu dari kita ada yang baper. Entah lo, atau gue. Jadi, kita harus mengantisipasi hal nggak perlu kayak gitu."

"Win, kita bahkan belum mulai. Tapi lo udah mikir kejauhan."

"Gue cuma realistis, Lex. Jangan ngeluh ke gue kalo akhirnya nanti lo jatuh cinta sama gue, karena gue nggak bakal bisa bales perasaan lo. Gue udah ingetin dari awal."

"Jadi, gue udah ditolak bahkan sebelum jatuh cinta beneran? Wah ... yang mulia ratu Wina memang luar biasa!" ejek pria itu tapi aku abaikan. Aku memilih melanjutkan rekaman.

4. Wina dan Alex harus bersikap seperti pasangan jika memang sedang dibutuhkan.

5. No sex, no touch, no feeling.

6. Wina dan Alex hanya menjadi pasangan saat dibutuhkan, jadi tidak ada alasan untuk ikut campur kehidupan satu sama lain.

7. Perjanjian ini harus dirahasiakan dari siapa pun.

8. Untung-rugi harus seimbang. Satu bantuan untuk satu bantuan.

9. Hubungan saling menguntungkan ini bisa dibatalkan kapan pun dengan persetujuan kedua pihak.

10. Yang melanggar perjanjian harus meninggalkan Twogether selamanya.

"Dengan sadar diri Wina Rakasiwi menyetujui perjanjian ini."

"Dengan sadar diri Alexandre Rajendra menyetujui perjanjian ini."

"Oke, rekamannya udah gue kirim ke HP lo. Awas aja kalo sampe bocor," ujarku memperingatkan.

"Santai, gue bukan orang penting yang ponselnya bakal kena sadap."

"Akhirnya sadar diri kalo lo nggak penting."

"Sialan!" Maki pria itu. “Eh, Win, gue jadi keinget peringatan realistis lo. Gimana kalo justru lo yang bakal jatuh cinta sama gue?" lanjutnya.

"Nggak bakal," jawabku seraya meninggalkan atap dengan dagu terangkat tinggi-tinggi. Walau samar, tapi aku dapat mendengar makian Alex di belakang sana.

Maka gue bakal jatuh cinta sendirian sampe mati, Lex.

Hi, Mate! (Completed)Where stories live. Discover now