68. Heal In Hell

1.9K 257 2
                                    

Aku menguap lebar, lalu melirik jam dinding yang terpasang di sisi kiri. Telihat jarum jam membentuk sudut 90 derajat, yang menandakan aku telat bangun 3 jam dari biasanya.

Lalu aku mengirim pesan kepada Mila untuk memerintahkan karyawanku itu untuk meng-handle Queen Bakery hari ini, karena sepertinya aku tidak bisa datang ke cafe karena harus menemani Mama kemoterapi nanti siang.

Aku bangun dari ranjang Mama, mengikat rambut panjangku dengan gaya messy bun sederhana, lalu ke kamar mandi untuk cuci muka dan gosok gigi. Setelah itu aku keluar kamar dengan perasaan yang begitu ringan. Tubuhku rasanya lebih sehat dan perasaanku benar-benar bahagia. Senyuman kecil bertengger di bibirku, karena untuk pertama kalinya akhirnya aku benar-benar merasa begitu hidup.

Aku tahu masa depan mungkin tidak akan lebih mudah, masalah-masalah pasti akan tetap datang silih berganti. Namun, aku juga tahu kalau saat ini aku sudah lebih kuat, dan kali ini; aku ingin hidup-sehidupnya. Hidup dengan bahagia bersama orang-orang yang aku cintai.

“Hi, morning, baby,” sapa Alex seraya mengecup keningku yang sontak membuat aku otomatis memejamkan mata.

“Morning too, Lexi,” ujarku seraya melingkarkan tanganku di pinggang Alex.

Dan senyumanku semakin lebar saat melihat suasana meja makan yang begitu ramai. Kebanyakan oleh teriakan David dan juga Maxwell karena menjahili Mama atau Siska yang tengah menata sarapan di meja.
Ini bahkan lebih indah dari mimpi dan khayalanku selama ini.

Sebuah keluarga yang hangat dan bahagia, ini nyata tidak lagi hanya mimpi belaka.

Hi, Wina di masa lalu terima kasih sudah memutuskan untuk bertahan. Terima kasih karena sudah kuat selama ini, sehingga saat ini aku bisa berdiri di sini. Dikelilingi orang yang aku cintai dan punya keluarga yang selama ini aku pikir hanya ada dalam mimpi.

Dan Wina kecil yang terus terluka selama 20 tahun, maaf karena kamu melalui itu semua. Maaf karena sudah begitu terluka, maaf karena ditakdirkan jadi aku, tapi terima kasih karena karena sudah membuat aku jadi lebih kuat. Terima kasih sudah menemaniku selama 20 tahun ini, dan sekarang aku merelakan kamu pergi. Kenangan kita akan selalu ada di kepala, lukamu akan selalu aku ingat sampai akhir menutup mata, tapi aku memutuskan untuk berdamai dengan semuanya.

Aku bahagia, kita bahagia.

Lalu dengan langkah yang sejajar aku dan Alex berjalan ke meja makan untuk sarapan. Dan acara sarapan kali ini juga tidak lagi kaku dan dingin, rasanya hangat. Penuh dengan tawa dan seperti keluarga seutuhnya. Dan aku berjanji, akan menjaga kehangatan ini dalam waktu yang amat sangat lama. Because I deserve it, I deserve to be happy, and I decide to be happy.

***

Aku membawa sebotol cheval blanc ke dalam Olivers yang benar-benar sepi malam ini. Tidak ada manusia yang berjubelan di dance floor, campuran berbagai aroma yang membuat mual, dan asap nikotin yang biasanya menari-nari di udara sehingga membuat paru-paru bengek.
Musik hip-hop yang biasanya menggema di Olivers juga berganti menjadi suara merdu Lana Del Rey yang menyanyikan lagu hope is a dangerous things for a woman like me to have—but I have it.

Don’t ask if I’m happy, you know that I’m not

But, at best, I can say I’m not sad

‘Cause hope is a dangerous thing for a woman like me to have

Aku tersenyum kepada Zuto lalu duduk di samping Sila yang tampak berantakan malam ini. Si gila itu betulan menyewa Olivers untuk dirinya sendiri.

Hi, Mate! (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang