bab 34 | 𝖍𝖎𝖘 𝖆𝖓𝖌𝖊𝖑 ♡

53K 3.2K 299
                                    

"Don't say you're weak if you're actually mine, sweetheart."

Tok! Tok! Tok! Tok! Tok!

Adrian yang sedang sibuk menaip sesuatu dikomputernya itu mengerutkan dahi.Siapa pula yang ketuk pintunya begitu banyak kali? Kalau Carlos, lelaki itu hanya mengetuk sebanyak tiga kali.

Adrian menyandarkan badannya kebelakang.

"Masuk."

Pintu itu serta merta ditolak dari luar.Namun tiada siapa disitu.Takkan hantu?

"Who is there?"soal Adrian senada.Sudah berapa saat masanya dibuang.Boleh pula bermain - main lagi!

Satu saat..

Dua saat..

Tiga saat..

Adrian mulai mendengus geram.Lelaki itu sudah ingin bangun dari duduknya.

"Cak! Hi paksu!"

Adrian terhenti.Kelibat kanak - kanak yang sudah berlari mendekatinya itu dipandang.Tidak lama kemudian, senyum manisnya terukir.

"Paksu, hug me!"jerit budak itu dengan riang.

Adrian terus mendepakan kedua tangannya untuk memeluk tubuh kecil itu.Dia juga sudah berlutut diatas lantai.

Budak itu terus berlari masuk kedalam pelukan Adrian.Tubuh kekar pak sunya itu dipeluk erat.

"I miss you, paksu.."ucap budak lelaki yang kira - kira berumur 5 tahun itu.

Adrian mengangguk kepala.Belakang kepala anak buahnya itu diusap penuh kasih.

"I miss you too, Karl."sudah lama dia tidak bertemu dengan budak pintar itu.Sepanjang Karl dan keluarganya yang lain berada di Switzerland, sepanjang itu juga lah dia tidak bertemu dengan mereka.Jujur, dia sungguh merindui anak buahnya yang satu itu.

No, it's satu - satunya actually..

Budak yang dipanggil Karl itu lantas meleraikan pelukan.Wajah tampan Adrian dipandang sebelum disentuh.

"Paksu makin handsome lah!"

Adrian tersenyum.Apa tidak makin kacaknya, kalau paksu kau ni bahagia sangat? Maklumlah, dah beristeri katakan.

"Pak su tahu..Karl je yang makin hodoh."

Mata coklat Karl serta merta membulat.Budak itu bercekak pinggang.

"Amboi, Karl dah puji baik - baik, paksu pula kutuk Karl eh? Tak bersalah ke apa?"marah Karl.

Adrian tertawa.Geli hatinya melihat tingkah budak lelaki dihadapannya itu.

"Okaylah, Karl pun makin handsome.."

Hidung Karl sudah dikembangkan.Dada ditepuk penuh bangga.

"Karl datang sini dengan siapa?"takkan lah pula budak itu datang sendiri kan? Sudahlah tak biasa dekat negara ni..

"Dengan mama."balas Karl ringkas.

Adrian mengerutkan dahi pelik.Jadi mana mamanya?

"Hai my little brother!"

Adrian dan Karl serentak menoleh kearah muka pintu.Kelibat seorang wanita dengan senyuman bahagianya itu dipandang.

"Jangan bising lah bangang! Ni syarikat tau? Bukannya pasar."tegur Adrian sekali pakej jelingannya.Gedik kakaknya itu bukan boleh bawa main..Tapi, baik jugalah wanita itu.

Sikit je lah..

Nasha mencebik.Ceh, dingin sangat adiknya ni! Rugi sangat siapa yang dapat dia jadi husband..Tak guna kaya, pintar, tampan kalau dingin.Tak sweet langsung!

LOVE : THE DEVIL'S SWEETHEARTWhere stories live. Discover now