Bab 9

324 53 4
                                    

Sepuluh hari!
Tidakkah itu lama?
Huh, bisa gila.

HAL YANG DAPAT Freya banggakan dari dirinya saat ini adalah, ia mampu bertahan hidup tanpa internet.

  Sudah sepuluh hari berlalu sejak ia tiba di dunia ini. Selama itu ia kerap menghabiskan waktunya di perpustakaan keluarga Oswald. Namun, bukan berarti dirinya senang dengan kegiatan barunya. Ia nyaris gila sebab tak kunjung mendapatkan teman bicara. Berbeda dengan saat ia berada di kastil istana kerajaan, Lizt selalu mengobrol dengannya. Sementara maid disini lebih sering diam-melakukan tugasnya-lalu pergi begitu saja.

  Pernah sekali ia sengaja menimbrung pembicaraan para maid di koridor. Tapi setelah mereka melihat Freya, maid-maid itu justru membungkuk dan meminta maaf, seketika itu juga mereka lantas mengerjakan tugasnya masing-masing. Padahal waktu itu Freya sudah bilang,
"Hey, santai saja. Aku datang tidak bermaksud untuk memarahi kalian kok."

  Hasilnya, tentu saja gagal. Mereka mengabaikan Freya. Naas, gadis itu pun tidak berhasil mendekati mereka.

  "Aku tidak mengerti! Memangnya apa yang salah denganku?! secara garis besar, aku kan bukan bangsawan murni. Hanya anak angkat Duke. Kenapa mereka begitu segan?!" Gerutunya dibawah rak buku.

Hening, tidak ada yang memarahinya. (Sebab di perpustakaan hanya ada Freya seorang) Gadis itu semakin merasa dirinya kesepian.

Akhirnya, air mata pun tak sengaja jatuh membasahi pipi Freya. Ia lalu buru-buru mengusapnya dan memarahi dirinya sendiri.
Aku tidak boleh cengeng! Ujarnya dalam hati.

Freya lalu kembali membolak-balikan lembar dari kitab suci. Mencari petunjuk dan mempelajari struktur dunia ini. Dari informasi yang ia dapat, 'Mereka' menciptakan makhluknya dari api dan tanah, merujuk pada dua ras yakni bangsa vrag dan manusia. Hal ini sudah ia ketahui dari percakapannya dengan Sols di mimpinya. Selain itu, juga terdapat satu Dewa lain yang bernama LuneーPemegang hak kuasa atas manifestasi Bulan, dan Dewi inilah yang disembah oleh bangsa vrag. Sementara manusia menyembah SolsーPemegang hak kuasa atas manifestasi Matahari.

Lalu masih ada satu lagi eksistensi Dewa yang tak disebutkan namanya. Yakni yang menciptakan semesta, menggurat takdir, mengkehendaki urusan, mengatur waktu dan membisikkan firman. Kuil menyebutnya Dé AutörーSang Penulis. Freya heran, kenapa mereka menyebutnya demikian alih-alih Sang Pencipta? namun Freya tidak ambil pusing soal hal itu. Ia juga mengetahui bahwasanya pusaka suci diciptakan tidak hanya cawan saja melainkan terdapat dua objek lain, yakni pedang dan mahkota. Kedua benda itu masih tersegel dalam drakhtーsebuah sebutan untuk surga. Dan cawan tersebut dijatuhkan semata-mata agar menjadi ujian bagi mereka yang serakah dan terlena dengan kenikmatan dunia. Rupanya Sang Penulis memang menginginkan perang diantara kedua makhlukNya.

  Freya memperhatikan ilustrasi gambar dari salah satu halaman di kitab suci tersebut, ia lalu merenung

Oops! This image does not follow our content guidelines. To continue publishing, please remove it or upload a different image.

  Freya memperhatikan ilustrasi gambar dari salah satu halaman di kitab suci tersebut, ia lalu merenung.
"Ini konyol. Kenapa Mereka membutuhkanku untuk menyelesaikan pertikaian di dunia yang dibuatNya sendiri?" Komentarnya, blak-blakan.

Duchess Past Is An OtakuWhere stories live. Discover now