3. Mogok

127 100 106
                                    

"Ga, sarapan dulu." Ucap Ratna pada Lingga yang baru saja keluar dari kamarnya dengan seragam rapih, membawa jaket dan tasnya.

"Mama hari ini mau urus pendaftaran Dion di sekolah barunya," Lanjutnya sambil melihat Lingga yang tengah menuangkan segelas air.

"Berarti, Dion nanti dapet temen baru ya, Ma?" Tanya Dion spontan.

"Iya dong, masa ngga." Jawab Ratna sambil mengusap kepala Dion.

Lingga menatap adiknya, usia Dion sama persis seperti usianya yang terakhir kali meninggalkan Bandung, sekaligus meninggalkan sahabat kecilnya. Lagi-lagi, ingatannya pada Renjana. Lagi-lagi, dadanya terasa ngilu.

"Lingga berangkat, Ma." Lingga bangkit dari duduknya.

"Kok ga sarapan dulu?" Tanya Ratna menerima ciuman tangan anak remajanya.

"Takut telat," Jawab Lingga.

"Yaudah, hati-hati--"

"--Oh iya. Rencananya, Mama sama Dion juga mau mampir ke rumah Tante Dewi,"

"Satu lagi, jangan lupa ambil seragam baru kamu di TU, ya."

Lingga hanya mengangguk dan mengiyakan apa yang dilontarkan oleh Ratna lalu pergi setelahnya.

Pukul 06.30 lampu rumah di seberangnya masih menyala. Mungkin benar, Sang Empu sedang tidak ada.

Lingga melajukan motornya menuju SMA Garuda. Semoga saja hari ini akan lebih baik.

***

Sekitar pukul tujuh kurang Lingga telah menjejakkan kakinya dilantai kelas. Hanya ada beberapa murid yang telah datang, itupun sibuk dengan urusannya masing-masing.

Lingga memilih menyumpal telinganya menggunakan headset yang selalu ia bawa dan mendengarkan beberapa lagu acak.

Tak sadar ia telah menutup matanya berapa lama hingga ia membuka matanya karena siswi yang menepuk bahunya.

"Lo disuruh ke TU sekarang sama Bu Nuri," Ucap siswi berambut sebahu itu setelah Lingga melepaskan sumpalan ditelinganya.

"Oh, oke." Lingga yang sudah mengerti langsung bangkit.

"Oh, iya. Kita belum sempet kenalan kemarin." Lanjut gadis itu membatalkan langkah Lingga.

"Lo udah tau nama gue, kan?" Ucap Lingga.

"Iya, gue tau. Tapi lo, kan belum tau nama gue."

Lingga menyambut uluran tangan gadis itu.

"Gue, Melisa." Ucap gadis itu yang hanya bisa membuat Lingga mengangguk.

"Thanks infonya." Ucap Lingga melepas jabatan tangan mereka lalu mulai berjalan ke luar kelas.

"Lingga," Lagi-lagi, langkahnya dihentikan oleh gadis itu.

"Lo tau ruang TU dimana?" Tanya melisa.

"Tau," Jawab Lingga lalu mempercepat langkahnya melenggang dari kelas.

Ruang TU yang berada di dekat lobby mengharuskan Lingga sedikit mempercepat langkahnya agar tidak telat saat masuk kelas, karena bisa-bisa ia jadi pusat perhatian teman sekelasnya.

Tak memakan waktu lama, Lingga berhasil mendapatkan beberapa seragam juga atribut sekolah.

Kriiiing ... Kriiiing ...

PETRICHOR  [ END ]Where stories live. Discover now