PETRICHOR [ END ]

31. Daftar Keinginan

Benar kata orang, ketika kita berada dalam suatu proses yang tak mudah, maka kita akan menemukan titik akhir dengan cepat jika kita menikmatinya.

Menjadi murid tingkat akhir sekolah menengah atas, tentu memiliki sekian lika-liku yang mampu menorehkan cerita di dalamnya.

Terlepas dari banyaknya cerita cinta remaja SMA yang diimpi-impikan oleh para korban serial film maupun novel, lebih dari itu, telah melibatkan banyak hal emosional yang menyebabkan sentimental, hingga berakhir melankolis.

Ting!

Ruang obrolan berisi 5 jiwa yang akhir-akhir ini jarang sunyi, mungkin hampir menyaingi obrolan grup reuni ibu-ibu, kali ini berhasil mengalihkan atensi lelaki yang tengah berhadapan dengan buku paket.

Menyandarkan punggungnya pada kepala kursi, Lingga meraih ponselnya yang tergeletak di atas meja.

Pesan-pesan seperti itulah yang kiranya dapat menghibur, saat dirinya suntuk.

Lelaki yang akan melaksanakan ujian pada besok pagi, mau tak mau membaca beberapa materi kisi-kisi. Setidaknya, ia tak akan melakukan trik pilihan acak keberuntungan sebanyak saat Try Out.

Mengakhiri kegiatannya pada ponsel yang terus menggoda, Lingga bangkit. Meraih kabel pengisi baterai, kemudian menyambungkan pada ponselnya.

Usai memastikan bahwa gawainya berhasil melakukan pengisian baterai, Lingga kembali pada meja belajarnya yang diterangi oleh cahaya lampu baca.

Dilihatnya kertas jadwal ujian untuk satu minggu kedepan, ia berharap semua akan baik-baik saja.

Pandangannya teralihkan oleh buku paket yang menampilkan banyak materi, mengenai pasal-pasal serta materi menyangkut hukum dan politik secara rinci.

Sepertinya, rasa kantuk memanglah sangat bermusuhan dengan kata belajar. Banyak kosa kata yang terangkai dalam beberapa kalimat berparagraf kini terasa layaknya salah satu bagian dari perantara hipnotis. Menjadi pelajar malam untuk hari ini telah selesai bagi lekaki bernama lengkap Lingga Klana.

Namun, saat jemarinya akan menutup buku tersebut, tetesan basah yang melebar berwarna merah tercetak pada halaman buku.

Ibu jarinya bergerak, mengusap hidungnya yang lagi-lagi mengalami mimisan.

***

"Tetap semangat walaupun ga ada ayang!!" Seru Berryl menggema di sepanjang koridor.

Lingga menoleh pada dua lelaki yang berdiri di depan pintu ruang sebelas, kemudian mengacungkan ibu jarinya pada Berryl sebelum memasuki ruang ujiannya.