Bastard Obsession | 17

21.3K 1.5K 495
                                    

"Bagaimana keadaan Alicia? Aku dengar dia demam," Alexa menatap putranya yang terduduk dengan wajah lelah.

"Aku sudah memanggil dokter, dia baik-baik saja." Jawab Kenzie seadanya.

"Aku sudah menyuruh Samuel membereskan tentang polisi yang kau tembak itu,"

Kenzie mengangkat sebelah alisnya. "Dia mati?"

"Bersyukur lah karena dia masih hidup." Ucap Alexa.

Kenzie memutar bola matanya malas. "Harusnya aku menembak nya di kepala agar dia langsung mati."

"Kenzie!" Alexa mendelik sinis mendengar perkataan putra nya.

"Kau harusnya lebih bisa menggunakan senjata mu di waktu yang tepat, tidak dalam semua hal bisa di selesaikan dengan membunuh orang, kau harus menggunakan otak mu juga jika ingin bertahan hidup."

Kenzie berdecak tidak peduli membuat Alexa menggeram kesal.

"Dengar apa yang ibu bilang?"

Kenzie mengehela nafas gusar. "iya aku dengar."

"Kalau begitu cepat bersiap, keluarga Mr. Robertson akan segera tiba sebentar lagi."

Kenzie mengerutkan dahinya tidak senang. "Untuk apa?" Tanya Kenzie, bukan kah kerja sama antara keluarga sudah selesai, lalu untuk apa ada pertemuan lagi.

Alexa mengangkat sebelah alisnya. "Kau tidak lupa dengan perjodohan mu dengan Helen bukan?"

"Fuck!" Umpat Kenzie kesal.

"Sudah aku bilang berapa kali aku tidak menerima perjodohan ini, dan bukan kah ibu sudah janji kalau aku membuat Helen senang ibu akan membatalkan perjodohan nya." Ucap Kenzie dingin.

Alexa tersenyum miring. "Tapi ibu tidak bilang dengan cara meniduri nya bukan?"

Kenzie mengangkat bahunya acuh. "Aku tidak peduli, tidak ada pengecualian."

"Tapi karena itu Helen bersikeras untuk melanjutkan perjodohan ini, jadi cepat bersiap. Jika kau ingin mempermasalahkan ini bicara sendiri pada ayah mu," Alexa meneguk wine terkahir nya lalu berjalan keluar dari ruang Kerja Kenzie.

Kenzie mengepalkan tangannya kuat, bagaimana bisa ia menerima perjodohan ini jika yang selalu ada pikiran nya hanya nama Alicia.

------

Bagi Alicia melihat wajah khawatir Kenzie adalah sesuatu yang sangat langka, kejadian seperti itu hanya terjadi satu banding seribu dari berbagai situasi yang pernah ia alami, apa lagi saat mengingat tatapan tajam yang sudah menjadi makanan sehari-hari nya.

Tapi kali ini dalam kesadaran yang hampir hilang Alicia menangkap raut wajah Kenzie yang tampak begitu khawatir, pria itu membawa nya keluar dalam pelukan hangat yang tidak akan pernah ia lupakan, apalagi saat sentuhan lembut di keningnya menjadi penutup kesadaran nya.

"Sebentar sayang, aku janji tidak akan lama,"

Itu adalah kata terkahir sebelum ia benar-benar kehilangan kesadaran nya dan terbangun kembali di kamarnya dengan jarum infus yang menancap di tangan nya. Alicia meringis kecil saat kepalanya terasa berdenyut kencang ketika perlahan mata nya mulai terbuka.

Ia menatap ke penjuru kamarnya, berharap menemukan sosok Kenzie di sana tapi ia harus menelan harapan nya karena tidak menemukan pria itu di sana.

"Nona anda sudah bangun?" Elias datang menghampiri nya dengan senyum hangat yang selalu terukir di wajahnya.

"Apa ada yang sakit nona?" Tanya Elias saat melihat dahi Alicia berkerut tidak nyaman.

"Dimana Kenzie?" Bukannya menjawab pertanyaan itu Alicia justru melempar kan pertanyaan lain yang membuat Elias terdiam sejenak.

Bastard ObsessionWhere stories live. Discover now