Bastard Obsession | 45

8.9K 934 1K
                                    

Kenzie mengumpat kesal menatap layar ponselnya, ini panggilan yang kedua puluh dan lagi-lagi ia hanya dapat mendengar suara operator yang mengatakan nomor yang ia tuju sedang tidak aktif.

Kenzie meneguk champaign di gelas kacanya lalu kembali membanting benda itu menjadi pecahan kaca seperti gelas lainnya. Seorang pelayan dengan tangan gemetar datang kembali dengan segelas champaign yang entah akan menjadi gelas keberapa yang akan di hancur kan Kenzie.

"Tolong..." Ringisan kesakitan dari pria di depan tidak membuat Kenzie merasa iba.

Ia memberikan kode kepada anak buahnya untuk kembali memberikan pelajaran pada pria itu, tidak peduli banyak darah yang mengalir di kepala nya dan kesadaran pria itu yang mulai menghilang.

Raka tergeletak tak berdaya dengan tubuh yang di penuhi banyak luka, kesalahan nya karena membiarkan Alicia pergi tanpa pengawasan hingga membuat gadis itu hilang entah kemana. Kini tubuh nya bahkan terasa begitu mati rasa hanya untuk menggerakkan satu jarinya.

"Kau baru bekerja seminggu dan sudah membuat ku ingin membunuh mu sekarang juga." Ucap Kenzie dingin.

Ia meneguk champaign nya dan kembali membanting gelas ke arah Raka yang hanya bisa terdiam kaku di tempat nya.

"Harusnya aku sudah melakukan ini sejak kau dengan lancang menyentuh gadis ku." Kenzie berjalan ke arah Raka, menatap rendah pria itu. Kaki nya terangkat menginjak tangan pria itu hingga ringisan kesakitan terdengar begitu memilukan, bunyi retakan tulang tangan nya membuat para pelayan semakin menunduk kan kepala nya takut.

"Maaf tuan, nona Alicia sudah pulang." Seorang wanita berjalan dengan cepat kearah nya, menautkan jari-jarinya takut.

Kenzie melirik pelayan itu sekilas, tersenyum miring ke arah Raka yang sudah tidak sadarkan diri.

"Kau beruntung, setidaknya hanya tangan busuk mu yang ku hancurkan sekarang." Kenzie menendang kasar tubuh Raka lalu berjalan dengan cepat keluar dari ruang kerjanya. Bersamaan dengan itu matanya menangkap sosok Alicia yang sedang berjalan menaiki anak tangga dengan langkah pelan.

"Alicia!" Kenzie berjalan melangkah lebar berusaha menahan tangan gadis itu saat Alicia berniat menghindari nya, lagi.

"Lepas," ucap Alicia rendah, wanita itu menatap Kenzie datar.

"Jangan harap," balas Kenzie menekan perkataan nya, mata pria itu menyorot tajam dan penuh kekesalan.

"Kemana saja kau? Kenapa tidak datang, aku sudah menyuruh mu untuk datang ke kantor kan siang ini."

Alicia memejamkan matanya merasa kepalanya kembali berdenyut mendengar semua pertanyaan itu, ia merasa muak hanya untuk mendengar nya.

"Lepas." Ucap Alicia menekan perkataannya.

"Jawab pertanyaan ku Alicia! Sekarang kau sudah cukup berani pergi tanpa izin ku ha?!"

"IYA!" Teriak Alicia menggelegar, para pelayan yang mendengar itu saling menatap terkejut begitu pun dengan Kenzie, genggaman tangan pria itu melonggar walau tidak sepenuhnya lepas.

"MEMANGNYA APA HAK MU MENGATUR HIDUP KU?!"

Mata Alicia menyorot tajam pada Kenzie yang nafasnya mulai memburu merasa harga dirinya sebagai seorang pria tercoreng. Posisi Alicia yang berada di dua tangga lebih atas membuat nya seolah berada di posisi teratas, menatap Kenzie dengan rendah.

"Kau.." geram Kenzie, tangan pria itu sudah siap terangkat di udara tapi teriakan Alicia membuat tangan itu hanya bisa melayang di udara.

"TAMPAR JIKA KAU BERANI! DASAR BAJINGAN! SAMPAH! BRENGSEK!" umat Alicia melepas semua emosi yang ia pendam dari semalam. Rasanya jika bisa ia ingin mengatakan itu semua itu saat Kenzie sedang asik di atas ranjang bersama Helen.

Bastard ObsessionWhere stories live. Discover now