Bastard Obsession | 51

5.9K 580 155
                                    

Lionel memberikan segelas air pada Alicia yang masih terduduk diam tanpa mengucapkan sepatah kata pun, gadis itu seolah berada di dunianya sendiri.

"Kau baik-baik saja?" Tanya Lionel membuat Alicia tertawa kecil menatap tangannya yang masih berlumur darah Kenzie.

"Bagaimana bisa aku baik baik saja, bukan kah aku harusnya masuk penjara?" Alicia mengangkat wajahnya yang entah kenapa terlihat menggemaskan di mata Lionel.

Lionel tersenyum lembut, ia mengambil selembar sapu tangan dari kantung jas nya, membersihkan noda darah pada tangan Alicia.

"Untuk kesalahan apa? Kau hanya membela ku," ucap Lionel masih fokus membersihkan tangan Alicia.

"Tapi tetap saja.."

"Kalo begitu Kenzie juga harus masuk penjara karena telah memukul ku tanpa alasan."

"Dan kalian bisa tinggal bersama di penjara berdua." Lanjut Lionel langsung mendapatkan pukulan harus di lengannya.

"Lionel!"

Lionel tertawa kecil. "Kau tahu Alicia, jika saja dulu kau tidak masuk ke dalam rumah itu, mungkin aku bisa lebih sering melihat senyum manis itu."

Alicia terdiam mendengar perkataan Lionel. Yang pria itu katakan mungkin ada benarnya, jika bibi tidak membawa nya ke sana dirinya mungkin bisa hidup normal dengan bekerja di cafe dan berkuliah seperti orang lain, bukan terduduk dengan bercak darah yang menyelimuti tangannya dan janin yang berkembang di perut nya.

Alicia jadi teringat bahwa ia belum memberitahu Lionel tentang kehamilan nya, walaupun pria itu baik, ada rasa takut saat tahu Lionel dan Helen memiliki hubungan keluarga. Apa mungkin pria itu juga mempunyai rencana lain kepada nya? Entahlah Alicia tidak tahu harus percaya kepada siapa saat ini.

"Sudah." Gumam Lionel membuat Alicia tersadar dari lamunannya.

"Lihat, tangan mu sudah bersih."

Alicia tersenyum kecil membalasnya. "Terimakasih."

"Tidak perlu berterimakasih, itu memang sudah seharusnya." Jawab Lionel. Ia berniat mengusap pipi Alicia tapi gadis itu menolak dengan menepis harus tangannya.

"Maaf.. aku hanya merasa kita tidak perlu sedekat itu.."

Lionel bangkit dari tempat nya, ia mengangguk mengerti maksud dari perkataan Alicia. Tentu saja, terlalu cepat untuk mengambil hati seorang gadis yang sudah terkurung bertahun tahun.

"Sudah malam, istirahat lah di kamar mu. Jika butuh sesuatu kau bisa memanggilku." Ucap Lionel lembut.

Alicia mengangguk mengerti lalu bangkit dari tempat nya, seorang pelayan wanita yang sejak tadi menunggu nya menyambut dengan sapaan halus sebelum menunjukkan arah kamarnya.

Sebuah ruangan bernuansa putih dan coklat yang tampak nyaman, tidak sebesar kamarnya yang dulu tapi ini sudah lebih dari cukup untuk nya.

"Selamat beristirahat nona,"

Pintu kamar di tutup meninggalkan nya sendiri di sana. Alicia duduk di ujung kasur, mengusap lembut bantal di sebelah nya. Ia meregangkan tubuhnya sambil menatap langit malam yang indah dari jendela balkon yang terbuka.

Sekelebat pikiran tiba tiba muncul di otaknya, bagaimana keadaan Kenzie sekarang? Sedang apa pria itu? Dan apakah dia mengobati lukanya? Semua pikiran itu tampak berkecamuk di otaknya hingga membuat kepalanya sedikit berdenyut. Alicia memejamkan matanya berniat mengusir rasa lelah tapi ia justru terjebak di dunia mimpi dalam hitungan detik.

Suara pintu terbuka tidak membuat gadis itu terbangun dari tidur nyenyak nya. Lionel menatap Alicia yang tertidur dengan posisi setengah kaki yang masih tergantung tak nyaman.

Bastard ObsessionWhere stories live. Discover now