iv. Home Where I Belong

651 54 11
                                    

❝ Now take me home ❞

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

❝ Now take me home ❞

─────────────────────────────

Pagi ini hujan mengguyur dengan deras. Jam dinding besar di ruang tengah menunjukan waktu pukul tujuh kurang lima menit. Enam pelayan rumah sudah mondar-mandir memulai pekerjaan harian mereka.

"Aduh, jangan repot-repot, Nyonya."  Perempuan itu mendatangi nyonya majikannya, hendak membantu.

"Sama sekali tidak repot, Lim. Kau sebaiknya panggil yang lain saja. Aku urus ini." Sia tersenyum. Tangannya cekatan menuangkan hasil blender ke dalam mangkuk. Ia juga menyiapkan biskuit dan minuman.

"Baik, Nyonya." Nyonya Lim mengangguk patuh. Setelah membersihkan tangan, ia segera pergi mencari yang lain sesuai petunjuk majikannya. Ia menatap ke luar.

Hujan membuat dinding kaca berembun. Pohon pohon bergoyang ditimpa air. Air laut terlihat lebih pasang. Nyonya Lim tersenyum, pagi yang indah⸻

"BAAA! BAAA!"

"Ayo masuk, Nona."

"Aduh! kau menginjak kakiku!"

Tersentak,  ia melangkah cepat. Ia bisa menemukan majikannya karena suara berisik itu. "Selamat pagi, Tuan," sapanya sopan. Segera ditemukannya tiga orang itu.

"Eh, Noona? Kenapa kau disini?" Vam berdiri mendekat.

"Kau tidak boleh masuk dengan keadaan seperti itu, Vam!" sela Nyonya Lim. Ia menunjuk batas masuk. Nyonya Lim melihat y/n yang basah di sekujur tubuh, juga Vam. "Apa yang terjadi, Tuan?"

"Tidak terjadi apa-apa Hyobeen, y/n hanya sedang main hujan."

"Ah, hujannya memang pas sekali." Lim berjongkok menyamakan tingginya dengan bayi itu. y/n menyengir. "Tapi sarapannya sudah siap, Tuan."

"Aku tahu. Ini dia sedang merajuk⸻Bisa kau tolong ambilkan handuk dan baju y/n? Juga peralatan lainnya." Amato menoleh pada Vam, "Untuk hoobae-mu juga." sambungnya santai.

Vam berkilah, "Mana mungkin Nyonya Lim mengambilkan untukku! Justru seharusnya kau yang pergi!"

Amato mendengus, kalau kutinggal nanti y/n keluar lagi! pikirnya pendek. Sementara itu, Lim menunggu perintah jelas dari majikannya.

"Bubu! Bubu!" perhatian ketiga orang itu berpindah pada arak telunjuk mungil y/n. Anak kecil itu menunjuk dengan riang.

"Astaga! kenapa kalian lama sekali?⸻Sweety, mengapa rambutmu basah?" Sia berjongkok, yang langsung disambut y/n dengan pelukan. "Can, Bubu! Can!"

"Iya, di luar hujan. Kau suka? Bagaimana kau bisa basah seperti ini?" Sia mengusap rambut basah anaknya.

y/n menjawab dengan racauan, panjang lebar, serius benar dia bercerita. Ibunya menunggu si kecil selesai.

Closure | Kaizo [TO BE REWRITTEN]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang